Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
BAYANGKAN Jakarta terendam gas sedalam 2 kilometer—15 kali tinggi Monumen Nasional. Itulah volume kolam gas D-Alpha di perairan sebelah timur Kepulauan Natuna. Ditemukan pada 1973 oleh Agip, perusahaan minyak Italia, sayangnya sebagian besar kolam itu berisi gas CO2. Dari 222 triliun kaki kubik (6,28 triliun meter kubik) gas yang diperkirakan ada di sana, hanya 20 persen berupa gas alam.
Memanen ladang itu dengan cara konvensional seperti membuka kotak pandora: CO2 akan terlepas ke atmosfer. Ini tak boleh terjadi karena emisi CO2 akan menaikkan suhu bumi. Tapi menjaga gas ini bakal banyak makan ongkos. Itu sebabnya investasi di blok ini lebih tinggi dibanding ladang gas lain. Ditaksir nilainya US$ 52 miliar, delapan kali lebih besar dibanding ladang gas Tangguh di Papua.
Yosep Suprayogi
Cadangan gas
Keterangan: setara per barel minyak
Arun | 3,0 |
Bontang | 11,4 |
Tangguh | 3,2 |
Natuna | 8,4 |
Investasi
Keterangan: setara per barel minyak
Arun | US$ 2,6 |
Bontang | US$ 4,2 |
Tangguh | US$ 1,4 |
Natuna | US$ 6,5 |
Berapa Dapat? 1 tahun
Keterangan:
1 hari
US$ 16,9 juta
US$ 6,2 miliar
Menyaring Gas
UNTUK mencegah CO2 terlepas ke atmosfer, ExxonMobil berencana menyuntikkan kembali gas itu ke lapisan aquifer di dalam tanah. Perusahaan itu memiliki pengalaman dalam menginjeksikan CO2 di ladang Labarge, yang 66 persennya berupa CO2.
Blok D-Alpha
Terletak 250-an kilometer dari Kepulauan Natuna, D-Alpha terdiri atas dua area: ladang gas dan ladang penyimpanan CO2.
Ladang Gas Natuna
NATUNA BARAT
1. Blok A
2. Blok B
3. Blok Kakap
KEPULAUAN NATUNA
D-ALPHA
JANGKAR TONGKANG
PIPA GAS TONGKANG PEMISAH GAS 1 KOLAM GAS JUMLAH GAS CO2 ANJUNGAN PENGEBORAN PIPA CO2 H2S KEDALAMAN LAUT: FORMASI AQUIFER SUMUR
TONGKANG PEMISAH GAS 2
ANGIN OMBAK ANJUNGAN INJEKSI RIG SUMUR BARU SUMBER: DONGENG GEOLOGI (ROVICKY.WORDPRESS.COM), EDGAR ONLINE, EXXON, CONOCO, DRILL TECHNOLOGY.
Status: Produksi
Total produksi: 2,5 triliun kaki3 atau 70,75 miliar meter3 (selama 22 tahun)
Operator: Premier Oil Natuna Sea
Volume: 0,9 triliun kaki3
Operator: Conoco Indonesia bekerja sama dengan Inpex dan Texaco
Volume: 1,1 triliun kaki3
Operator: Gulf Resources/Kakap
Volume: 0,5 triliun kaki kubik3
Pusat perbekalan dan perbaikan yang dilengkapi pelabuhan udara
Operator: ExxonMobil
Status: Belum berproduksi (potensi 1,30 triliun meter 3)
Diameter: > 45,7 cm
Kedalaman: rata-rata 145 meter
Gas alam dipisahkan dari CO2 di dua tongkang. Gas CO2 yang disuntikkan ke aquifer berada dalam fase cair.
Ukuran: Tidak diketahui. Tapi, mengacu pada tongkang serupa yang dipakai di Kanada, besarnya hampir seluas lapangan bola.
Panjang: 25 km
Lebar: 15 km
Kedalaman gas: 2.600 meter
Volume total gas: 6,28 triliun m3
71% Gas CO2
28% Gas alam (metana dan hidrokarbon berat)
0,5%Belerang (H2S)
0,5%Nitrogen (N2)
Merupakan kumpulan CO2 terbesar di dunia, jika gas ini terlepas ke udara, emisi CO2 tahunan Indonesia meningkat 50 persen. Dalam 30 tahun, total CO2 dari ladang ini dapat menaikkan konsentrasi CO2 dunia 4,3 part per million atau lebih dari satu persen.
Akan dibangun setidaknya tiga anjungan: 1BCFD, 2BCFD, dan 3BCFD. Biaya untuk anjungan pertama sekitar US$ 13 miliar, dengan lama pengerjaan 6 tahun.
Luas anjungan: 4 kali lapangan sepak bola (Ari Soemarno)
Konstruksi baja: 700 ribu ton
Mesin turbin: 2,6 juta tenaga kuda
Jumlah pekerja: 200-an
Jumlah sumur: 22
35-75 km
Belerang bersifat sangat korosif terhadap logam, mengurangi umur pipa dan konstruksi.
300-an meter
Formasi aquifer adalah formasi batuan yang terletak pada kedalaman yang cukup rendah (800-1.000 m) yang berisi air asin.
Kedalaman: 800 meter
Kecepatan: rata-rata 8-25 knot
Meskipun berombak tinggi, sekitar 5 meter, Natuna bukan zona angin topan. Toh, anjungan pengeboran itu harus bertahan dari kemungkinan badai 100 tahunan, dengan ketinggian ombak 9,2 meter.
Jumlah sumur: 22
Biaya: US$ 5 juta/sumur
INFOGRAFIS: KIAGOOS, HENDY PRAKASA
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo