Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
DI tengah melambatnya ekonomi global, Jeremy Schwartz yakin pasar kosmetik tetap tumbuh, termasuk di Indonesia. Itu sebabnya, sejak terpilih sebagai Chief Executive Officer sekaligus Chairman The Body Shop International dua tahun lalu, pria berlatar belakang pendidikan ilmu metalurgi ini berkomitmen agar Body Shop tak sekadar dikenal sebagai perusahaan kosmetik yang menjaga etik dan memelihara alam, tapi juga menguntungkan pemasok, konsumen, dan lingkungan. Tujuannya, "Agar bisa mempercantik diri sekaligus mempercantik planet yang kita huni," katanya kepada Gustidha Budiartie dari Tempo setelah menutup konferensi The Body Shop untuk Asia-Pasifik di Hotel Four Seasons, Singapura, Kamis pekan lalu.
Anda membuat komitmen baru di Body Shop. Bisa dijelaskan lebih detail soal itu?
Ini pendekatan baru dalam menjalankan bisnis. Jargon baru kami: "Enrich Not Exploit". Artinya, kami memperkaya mereka yang terlibat dalam bisnis, dari pemasok, pelanggan, hingga lingkungan tempat kami mendapat bahan. Kami mengambil bahan alami dari planet ini, tapi bukan berarti kami boleh mengeksploitasinya. Justru kami harus memperbanyak lahan agar bahan makin banyak produksinya dan masyarakat yang terlibat semakin banyak. Apalagi skema bisnis kami adalah langsung bekerja sama dengan komunitas lokal dan memberikan harga yang fair.
Seperti apa implementasinya?
Target kami, kami sudah harus melakukan banyak hal untuk memperkaya komitmen tadi pada 2020. Dari sisi pasokan bahan, misalnya, kami memiliki 19 bahan alami yang kami cari dari seluruh penjuru dunia. Pada 2020, akan kami tingkatkan menjadi 40 bahan. Artinya akan banyak komunitas lokal yang terlibat.
Apa Indonesia termasuk dalam skema bisnis tersebut?
Kami sebenarnya sedang mencari bahan dari Indonesia yang bisa digunakan untuk produk kami berikutnya. Kami belum bisa bilang itu apa, tapi dalam waktu dekat akan kami beri tahu. Kami sangat berkomitmen terhadap pasar di Indonesia, karena pasar Indonesia sangat menarik.
Berapa besar kontribusi pasar Indonesia bagi Body Shop?
Saya tidak bisa sebut angka pastinya. Tapi, yang jelas, Indonesia termasuk dalam sepuluh besar negara yang berkontribusi dalam bisnis Body Shop. Saat ini kami ada di 65 negara dengan 3.100 gerai.
Ada rencana membuka pabrik di Indonesia?
Pabrik produksi kami ada di Inggris. Sebab, kami menjaga kualitas dan memastikan bahwa produk dikerjakan oleh para ahli dengan baik. Tapi bukan berarti kami tidak bisa berkontribusi pada negara lain. Dengan komitmen dan skema bisnis ini, kami langsung menggandeng para petani. Termasuk di Indonesia nantinya.
Kondisi ekonomi global sedang tidak bagus. Seperti apa proyeksi bisnis kosmetik tahun ini?
Bisnis kosmetik Body Shop tidak bergantung pada apa pun karena bahan kami alami. Saat kondisi buruk, bisnis tetap berkembang. Saat kondisi bagus, kami melakukan ekspansi. Apa pun kondisi ekonomi, orang-orang tetap ingin terlihat cantik dan tampan. Kami yakin bisnis tumbuh dan kami akan membuka gerai baru pada tahun ini.
Kosmetik Korea dan kosmetik halal sedang menjadi tren di Asia Tenggara. Apa siasat Body Shop?
Ihwal masalah halal, produk kami 100 persen berasal dari tumbuh-tumbuhan. Tidak menjadi masalah bagi kami kalau nanti di Indonesia ada kebijakan ini. Kami sudah 40 tahun berbisnis serta sudah membangun citra dan kepercayaan di mata masyarakat. Kami selalu berinovasi.
Anda setuju dengan kebijakan Indonesia mengurangi penggunaan kantong plastik untuk belanja?
Saya sangat mendukung. Body Shop sudah lama menjalankan ini. Itu sebabnya kami gunakan kantong kertas. Kami juga akan mengurangi penggunaan plastik sebagai kemasan sampai 70 persen pada 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo