Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) membukukan laba bersih sebanyak USD 47,49 juta pada kuartal pertama 2024. Jumlah itu meningkat dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar USD 46,938 juta.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Laba kuartal pertama tersebut didapat dari total pendapatan PGE yang mencapai USD 103,32 juta. Pendapatan tersebut juga meningkatkan dibanding dengan periode yang sama pda tahun lalu, yakni sebesar USD 102,615 juta.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Direktur Utama PGE Julfi Hadi mengatakan perusahaan dapat menjaga marjin laba bersihnya di tingkat 46 persen. Selain itu, ia menuturkan kinerja perusahaan pada kuartal pertama tahun ini telah melampaui target Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP).
Ia mengungkapkan, kenaikan keuntungan ini dipengaruhi oleh beberapa aspek, seperti peningkatan pendapatan total, penurunan biaya operasional, pendapatan bunga, dan keuntungan dari perubahan nilai tukar valuta asing. Adapun pertumbuhan pendapatan didorong oleh meningkatnya realisasi pendapatan operasi akibat eskalasi harga uap dan listrik. Selain itu, dipengaruhi adanya optimalisasi pembangkitan atau load factor serta pembangkit listrik tenaga panas bumi.
"Kami terus berupaya mengoptimalkan sumber daya di wilayah kerja kami sembari secara konsisten terus berperan aktif dalam pengembangan potensi panas bumi," kata Julfi dalam keterangan tertulisnya pada Selasa, 30 April 2024
Menurut dia, pengembangan potensi panas bumi punya peran penting dalam transisi energi nasional menuju energi bersih. Direktur Keuangan PGE Yusrizki Rio mengatakan bahwa perusahaan tidak hanya berupaya menjaga kinerja keuangannya. PGE, ujarnya, juga memaksimalkan belanja modal untuk akselerasi ekspansi bisnis.
"Realisasi belanja modal PGE pada kuartal pertama 2024 mencapai USD 18,08 juta atau lebih tinggi 136 persen dibanding periode yang sama 2023 sebesar USD 7,66 juta," ucapnya.
Untuk belanja modal, pada periode ini PGE mengalokasikan guna keperluan pengembangan sekitar USD 8,51 juta dan untuk pemeliharaan sebesar USD 9,57 juta. Yusrizki menyatakan, PGE berkomitmen terus mengembangkan potensi energi panas bumi dengan akselerasi di berbagai proyek pengembangan, baik di Indonesia maupun mencari potensi pengembangan di luar negeri.
"Sebagai pemimpin di industri panas bumi, PGE berkomitmen menjaga kinerja keuangan, memperluas jangkauan bisnis, serta mengoptimalkan wilayah kerjanya," katanya.
PGE juga menargetkan percepatan peningkatan kapasitas pembangkitan bisa mencapai 1 gigawatt di 2026. Yusrizki mengatakan, PGE turut mendukung capaian target net zero emission di Indonesia pada 2060, salah satunya dengan skema perdagangan karbon.
Pilihan Editor: Bank Mandiri Yakin Suku Bunga Acuan Turun di Akhir Tahun