RUMAH impian bagi orang-orang yang gemar berkebun kini bisa dicari di Parung, Bogor. Untuk itu Perum Perumnas menyediakan lahan seluas 96 hektare di Desa Pondok Udik, sekitar 30 km dari Jakarta. Di situ ada 260 kavling, masing-masing luasnya 3.000 m2. Anehnya, sebelum SK Gubernur Jawa Barat turun (atas restu Presiden) pada 19 Maret lalu, kavling-kavling tersebut sudah habis dipesan -- 30% dibayar lunas. Padahal, tanpa publikasi apa pun. Bahkan baru Juni depan akan ditawarkan ke masyarakat. Memang, yang ditawarkan baru kavling. Di atas bukit-bukit hijau kecil itu, belum satu pun rumah berdiri. Yang terlihat hanya batas kavling (dari tanaman pagar) dan jalan dari grass block. Harga per kavling sekitar Rp 60 juta, sedang bangunannya dihargai Rp 250 ribu Rp 350 ribu per m2. Karena Parung ditetapkan sebagai daerah resapan, tanah yang boleh diisi bangunan maksimal 3,5% dari luas kavling (120 meter). Kalau ingin rumah lebih besar, dipersilakan mengembangkan ke atas, paling banyak total 300 meter. Selain itu, ada larangan mendirikan pagar tembok. Bentuk bangunan terserah, tapi mesti dikonsultasikan dengan pihak developer, yakni PT Karyagraha Sadresa -- dipimpin Yuwono Kolopaking, bekas Direktur Utama Jasa Marga. Rumah yang cocok dalam batas-batas ketentuan itu adalah rumah kebun. Maka, kompleks itu pun diberi nama Parung Hijau. Sebagai pengelola, Perum Perumnas akan menyediakan berjenis-jenis bibit tanaman. Pembelinya? Ternyata, Bapak-Bapak Menteri, para eksekutif perusahaan besar, dan direktur bank -- - orang-orang mampu yang butuh suasana lingkungan yang nonkota. "Tapi ini bukan kategori rumah mewah," kata Direktur Keuangan Perumnas Drs. Arfan Hamid kepada Indrawan dari TEMPO. Proyek yang kabarnya akan dijadikan contoh oleh Menteri Perumahan Siswono Judohusodo itu memang baru ada satu di Indonesia. Di negara lain -- Australia dan Amerika misalnya -- konsep rumah kembali ke alam sudah lama dilaksanakan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini