Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Si gaek dari padalarang

Pn padalarang mengekspor kertas jenis water mark paper pertama ke malaysia. bulan juli akan mengekspor kertas sigaret ke rrc. kebutuhan kertas berharga dalam negeri 90 % dipasok pn padalarang.

4 Mei 1991 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PN Padalarang mengekspor water mark paper pertama ke Malaysia. Juli depan, menjual kertas sigaret ke RRC. ADAKAH di antara pembaca yang pernah melihat kertas merang dengan logo burung hantu? Itulah kertas buatan PN Padalarang. Burung hantu tua itu kini masih bertahan. Pada usianya yang ke68, PN Padalarang melakukan terobosan dengan mengekspor kertas jenis water mark paper ke Malaysia, Selasa pekan lalu. Adalah Dirjen Industri Kimia Dasar Ir. Wardijasa yang melepas ekspor perdananya. Ekspor pertama memang hanya 20 ton senilai US$ 60 ribu. "Tapi kami punya kebanggaan tersendiri. Produk kertas kami mampu bersaing dengan negara lain yang sudah maju," kata Direktur Utama PN Padalarang Ir. L. Rahadi. Dalam tender itu, PN Padalarang menyisihkan lima saingan dari Inggris, Prancis, dan Jerman. Tak bisa dikesampingkan peran Perum Peruri yang memperkenalkan PN Padalarang ke pemerintah Malaysia. Karena inisiatif tersebut, pihak Malaysia meninjau pabrik kertas Padalarang, Januari silam. Mereka rupanya tertarik, dan menyarankan agar PN Padalarang mengikuti tender di Malaysia. Kertas jenis water mark paper itu, menurut Rahadi, adalah kertas dengan kerahasiaan tertentu, yang merupakan ciri khas produk kertas Padalarang. Pada kertas pesanan dari Malaysia itu, dicantumkan huruf KPM (Kementerian Penerangan Malaysia). Untuk membedakan mana yang asli dan yang tiruan, orang harus melihatnya dengan sinar ultraviolet. Gebrakan lain adalah, Juli mendatang, PN Padalarang mengekspor kertas sigaret ke RRC. "Kami sudah dapat lampu hijau dari Cina," tutur Rahadi. Sebelum ini, sejak lima tahun lalu, PN Padalarang juga sudah mengekspor pulp (bubur) merang 500 ton per tahun -- masih jauh dari permintaan -- ke Jepang. Rahadi mengakui, pabriknya kewalahan memenuhi permintaan akan pulp itu. Namun, kesulitan bisa teratasi jika PN Padalarang tidak lagi menggunakan bahan baku bubur merang akhir tahun ini, tapi beralih ke kayu sengon (albasia). Dengan demikian, eskpor pulp merang bisa ditingkatkan menjadi 1.000 ton per tahun. Sedangkan pemasokan kayu sengon dijamin oleh kawasan Padalarang dan sekitarnya. Pabrik kertas Padalarang -- berlokasi di atas areal 20 ha -- mempekerjakan 795 karyawan. Semula pabrik ini milik NV Nymegin Papier Fabriek, Belanda, tapi diambil alih Indonesia pada 1960. Mulanya, pabrik ini sempat megap-megap karena mutu produknya rendah, permintaan pasar sedikit, di samping persaingan sangat ketat. Untuk mengatasinya, lalu direksi melancarkan efisiensi dan renovasi. Namun, baru pada 1988 pabrik ini memasang mesin baru -- dibeli dari Korea Selatan senilai Rp 2,5 milyar. Mesin pertama, untuk mengolah kertas berharga, berkapasitas 2.400 ton per tahun. Mesin kedua untuk sigaret, berkapasitas 3 ribu ton per tahun, dan mesin ketiga untuk kertas tulis dan cetak, berkapasitas 1.800 ton per tahun. "Tahun depan, kami akan membangun lagi pabrik jenis kertas uang dan cek," kata Rahadi. Dan ini cocok dengan rencana pemerintah, yang dalam waktu dekat, tidak lagi akan mencetak uang di luar negeri. Selama ini, 90 persen kebutuhan kertas berharga dalam negeri dipasok PN Padalarang. Belum termasuk kebutuhan instansi pemerintah, seperti pemda, Bea Cukai, BPN, P & K, dan juga IPTN, yang juga dipasok oleh PN Padalarang. Dia yakin, perusahaannya "akan terus berkembang". Keuntungan pada tahun lalu sekitar Rp 500 juta, meningkat 50 persen dari tahun sebelumnya. Widi Yarmanto dan Riza Sofyat (Biro Bandung)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus