Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Layu Sebelum Berkembang

Jumlah penumpang di bandara baru terus merosot. Beberapa maskapai menutup operasi sementara.

16 Maret 2019 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Suasana Bandar Udara Internasional Kertajati, Majalengka, Jawa Barat, Mei 2018./ANTARA/M AGUNG RAJASA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Beberapa bulan terakhir, Direktur Utama PT Samira Ali Wisata Fauzi Wahyu Muntoro kepayahan menawarkan paket umrah dari Bandar Udara Kertajati, Majalengka, Jawa Barat. Pengelola travel umrah anggota Dini Group Indonesia (DGI) itu mesti berkeliling ke sejumlah daerah di sekitar Majalengka, antara lain Cirebon, Indramayu, dan Kuningan, hingga ke Jawa Tengah untuk mencari calon jemaah umrah. “Kalau kata Dilan, berat. Biar DGI saja,” ujar Fauzi kepada Tempo, Rabu, 13 Maret lalu.

Dini Group Indonesia satu-satunya agen perjalanan yang masih menerbangkan jemaah umrah dari Bandar Udara Internasional Jawa Barat alias Kertajati. Sejak bandara dibuka secara komersial pada 8 Juni 2018, satu per satu agen tak lagi melayani pemberangkatan jemaah umrah dari Kertajati. Adapun DGI telah melayani enam penerbangan umrah dari bandara itu sejak Oktober 2018.

Hampir setiap bulan DGI mencarter satu pesawat Lion Air untuk mengangkut jemaah ke Madinah. Fauzi dan timnya mesti bekerja ekstra agar pesawat berkapasitas 176 penumpang itu penuh dalam sekali keberangkatan. Tim harus memperkenalkan Bandara Kertajati kepada calon jemaah dan meyakinkan mereka dengan berbagai keuntungan jika berangkat dari bandara- ini. Menurut Fauzi, masih banyak orang yang belum tahu bahwa bandara ini telah beroperasi. “Kami terus sosialisasi,” ucapnya.

Berusia enam bulan, pertumbuhan penumpang di Bandara Kertajati malah melambat. Salah satu penyebabnya adalah melonjaknya harga tiket dan penerapan bagasi berbayar tepat saat musim sepi liburan. Belum lama dibuka, bandara dengan nama resmi Bandar Udara Internasional Jawa Barat itu berubah menjadi sunyi. “Sebagai bandara baru, tentu sangat berdampak pada dua penyebab itu,” tutur Airport Operation and Performance Group Head PT Bandarudara Internasional Jawa Barat (BIJB) Agus Sugeng, Selasa, 12 Maret lalu.

Tingkat keterisian penumpang di bandara- ini hanya 20-30 persen. Beberapa maskapai sempat berhenti beroperasi sementara. Rute penerbangan ke Balikpapan, Semarang, Lampung, dan Yogyakarta tak lagi dibuka.

Sebelumnya, terdapat lima maskapai dengan sebelas rute yang beroperasi di Bandara Kertajati. Garuda Indonesia, Citilink, Lion Air, Wings Air, dan TransNusa terbang di bandara ini dengan frekuensi berbeda. Sejak tiga bulan lalu, satu per satu maskapai menghentikan layanan operasinya. Garuda dan Lion menjadi pionir menutup operasi pada Januari lalu.

Agus menyebutkan sepinya Bandara Kertajati juga dipengaruhi oleh dibukanya jalan tol Trans Jawa dari Merak hingga Surabaya. Penumpang pesawat dengan rute-rute pendek, seperti tujuan Yogyakarta dan Semarang, beralih menggunakan transportasi darat.

Setelah Bandara Kertajati resmi beroperasi, Gubernur Jawa Barat saat itu, Ahmad Heryawan, menargetkan operasi pertama Bandara Kertajati untuk penerbangan arus mudik Idul Fitri. Bandara dengan luas terminal 96 ribu meter persegi ini pada awalnya juga melayani penerbangan ke Medan, Bali, Balikpapan, dan Makassar. Pada arus Lebaran, setiap penerbangan memiliki okupansi di atas 90 persen. Bandara kemudian dibuka untuk penerbangan reguler per 1 Juli 2018.

Dalam perkembangannya, okupansi pesawat di bandara anyar ini terus merosot. Calon presiden Prabowo Subianto sempat menyinggung performa bandara ini dalam debat calon presiden kedua, Februari lalu. Prabowo menyatakan menghargai Presiden Joko Widodo, yang gencar melakukan pembangunan infrastruktur. Namun kinerja tim Jokowi dinilainya kurang efisien.

“Infrastruktur dikerjakan grasah-grusuh tanpa feasibility study yang benar sehingga banyak infrastruktur yang tidak efisien, merugi, dan sulit dibayar,” ujar Prabowo. “Infrastruktur jangan hanya jadi monumen. Jangan seperti LRT di Palembang maupun Bandara Kertajati.”

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan pengembangan Bandara Kertajati terhambat oleh pembangunan akses yang belum sempurna. Di aplikasi Google Maps, jarak bandara dari tengah Kota Bandung mencapai 176 kilometer. Jika diakses melalui jalan tol Cikopo-Palimanan dan jalan tol Cipularang, perjalanan bisa ditempuh selama 2 jam 45 menit.

Saat ini pemerintah tengah membangun jalan tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan untuk mempersingkat perjalanan dari Bandung ke Majalengka. Dengan jalan tol, perjalanan hanya satu jam. “Masalahnya adalah akses tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan,” kata Ridwan. Masalah lain yang membuat Kertajati belum diminati adalah masih beroperasinya Bandar Udara Husein Sastranegara di tengah Kota Bandung.

Direktur Utama PT BIJB Muhamad Singgih mengatakan, berdasarkan rapat terakhir dengan Kementerian Perhubungan, awal Maret lalu, pengelola dan pemerintah menyepakati pemindahan sebagian layanan penerbangan dari Husein Sastranegara ke Kertajati. “Sudah ada upaya Menteri (Perhubungan) memerintahkan sebagian rute Husein dipindahkan ke Kertajati,” ujar Singgih.

Adapun rute penerbangan yang akan dialihkan dari Husein Sastranegara ke Kertajati pada tahap awal adalah yang berjarak di atas 1.200 kilometer. “Tinggal secara teknis menunggu keputusan tingkat direktorat,” tuturnya. Rencananya, maskapai Malaysia Airlines akan menambah rute layanan baru di Kertajati. “April ini mereka beroperasi di rute Kertajati-Kuala Lumpur,” ucap Singgih.

Di Bandar Udara Silangit, Tapanuli Utara, Garuda Indonesia sempat menyetop penerbangan nya Januari lalu. Garuda lalu terbang lagi dari Jakarta dengan pesawat baru, B737-800 NG berkapasitas 162 penumpang. Batik Air masih memiliki satu penerbangan dari Soekarno-Hatta ke Silangit dengan frekuensi satu kali per hari.

Malindo Air justru menutup operasinya di Silangit dan belum mengumumkan akan terbang kembali. AirAsia juga menutup rute Silangit-Kuala Lumpur per 1 Maret. Seorang pegawai AirAsia menyebutkan rute ini lebih banyak mengangkut penumpang dari Kuala Lumpur ke Silangit dibanding sebaliknya. “Seringnya mereka kembali ke Kuala Lumpur melalui Medan,” katanya. Berdasarkan jadwal penerbangan di situs AirAsia.com, hingga saat ini tak tersedia satu pun perjalanan dari Silangit ke Kuala Lumpur.

Adapun Vice President Corporate Communications Angkasa Pura II Yado Yarismano membantah kabar bahwa rute beberapa maskapai di Bandara Silangit ditutup sementara lantaran sepi penumpang. Menurut Yado, sejak direnovasi dan diganti namanya menjadi Bandar Udara Internasional Sisingamangaraja XII oleh Presiden Jokowi pada September 2018, bandara itu bisa menampung pesawat yang lebih besar. Angkasa Pura II mencatat pergerakan pesawat di Bandara Silangit tahun lalu meningkat menjadi 4.878 penerbangan dari hanya 3.787 penerbangan pada 2017. “Dengan begitu, biaya operasional jauh lebih bisa ditekan dan di sisi lain kapasitas kursi penumpang justru meningkat.”

Angkasa Pura II juga mendorong PT Bandarudara Internasional Jawa Barat sebagai pengelola Kertajati meningkatkan kapasitasnya. Angkasa Pura II akan memberikan insentif berupa tarif diskon biaya bandara kepada maskapai yang melayani penerbangan dari Kertajati. “Dengan biaya bandara yang murah, ada kemungkinan maskapai juga bisa memberikan harga yang lebih terjangkau kepada penumpang,” ucap Yado.

Agen umrah seperti Dini Group Indonesia pun mau tak mau harus menawarkan paket perjalanan yang menarik dari Bandara Kertajati. Sementara jemaah umrah dari Bandara Soekarno-Hatta umumnya harus berganti pesawat sebelum tiba di Jeddah, penerbangan Lion Air dari Kertajati hanya singgah setengah jam di India untuk mengisi bahan bakar dan kemudian terbang lagi ke Madinah.

Penerbangan ini hanya membutuhkan waktu sebelas jam. Perjalanan umrah pun dipatok Rp 22 juta untuk sembilan hari. “Harganya bisa lebih bersaing.” Walhasil, saat musim ramai umrah seperti pada Desember 2018, DGI berhasil dua kali memesan pesawat Lion Air untuk menerbangkan ratusan pelanggannya beribadah ke Tanah Suci. Bukan hanya dari Jawa Barat, jemaah dari Purbalingga, Purwokerto, dan Banjarnegara di Jawa Tengah kini mulai berminat terbang dari Kertajati. 

PUTRI ADITYOWATI, AHMAD FIKRI, RETNO SULISTYOWATI

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus