Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Lebaran Haji, Pesanan Tenun Ikat dan Songkok Lamongan Membeludak

Mendekati Lebaran Haji, kain tenun ikat dan songkok produksi Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, banyak dipesan.

19 Juli 2019 | 17.05 WIB

Pengunjung berbelanja kebutuhan Lebaran di Pasar Tanah Abang, Jakarta, Ahad, 26 Mei 2019.  ANTARA/Puspa Perwitasari
Perbesar
Pengunjung berbelanja kebutuhan Lebaran di Pasar Tanah Abang, Jakarta, Ahad, 26 Mei 2019. ANTARA/Puspa Perwitasari

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Lamongan - Mendekati Lebaran Haji, kain tenun ikat dan songkok produksi Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, banyak dipesan. Tenun ikat dan songkok biasanya digunakan untuk oleh-oleh saat seseorang menunaikan ibadah haji pulang dari tanah suci Mekkah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kain tenun ikat diproduksi di beberapa desa di Kecamatan Maduran dan Sekaran -Lamongan bagian barat. Di Desa Parengan Kecamatan Maduran misalnya, terdapat lebih dari 2500 perajin tenun ikat yang bekerja di home industri di milik 28 pengusaha. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Usaha yang dirintis sejak tahun 1950-an ini, produksinya tak hanya dijual di dalam Negeri tetapi juga dikirim ke luar Negeri. Di antaranya di Negara Malaysia, Brunei Darussalam dan sejumlah Negara di Timur Tengah, seperti Arab Saudi. 

Menurut Khoiri, salah seorang pengusaha tenun ikat di Desa Parengan, pada musim haji, orderan memang meningkat minimal 30 persen dari sekitar 300 lembar produksi perharinya. Sebagian pesanan tenun ikat ini datang dari warga di sekitar Lamongan, Bojonegoro, Gresik dan juga Tuban.

“Kalau musim lebaran Haji, memang naik,” ujar Khoiri pada Tempo, Jumat, 19 Juli 2019. Dia menyebut, di luar itu pesanan dari luar Negeri, seperti ke Malaysia dan Arab Saudi, juga rutin.

Tak hanya tenun ikat, songkok buatan perajin dari Lamongan, juga ramai order. Di Lamongan, perajin songkok menyebar di Desa Pengangsalan Kecamatan Kalitengah. Data di Dinas Perindustrian dan Perdagangan jumlah perajin songkok di desa ini ada sekitar 750 orang dari total 1.436 jumlah penduduknya. 

Pemasan songkok di Desa Pengangsalan selain pasar lokal, juga diekspor ke sejumlah Negara, seperti Malaysia dan Brunei Darussalam. “Ya, untuk musim haji, ramai order dan juga pesanan ekspor,” ujar Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Lamongan Mohammad Zamroni.

Yang menarik, lanjut Zamroni, order songkok ini tidak datang langsung ke perajin di Lamongan, tetapi biasanya pembeli memesan lewat pengusaha di Kabupaten Gresik. Artinya, songkok yang ramai dipesan di Kabupaten Gresik itu, sebagian besar buatan Lamongan.”Jadi ini tentu menarik,” katanya.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus