Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Lembur Rp 17 Triliun

17 Oktober 1999 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PENJUALAN saham Astra International hanya satu dari sekian banyak hajatan BPPN. Sampai akhir Maret 2000, lembaga superkuat di bawah Departemen Keuangan itu akan disibukkan dengan pelbagai macam acara penjualan aset. Dengan sisa waktu tinggal 170 hari, BPPN harus bisa mendapatkan Rp 17 triliun untuk disetor ke kas pemerintah. Sebetulnya, target itu tak seberapa dibandingkan dengan aset yang dikuasai. Nilai ratusan perusahaan milik konglomerat yang kini dikelola BPPN diperkirakan mencapai Rp 550 triliun lebih. Tapi ternyata tak mudah menjual kekayaan sebesar itu. Sampai September lalu, satu setengah tahun setelah beroperasi, BPPN baru berhasil menjual Rp 2,7 triliun. Untuk menghapus ketinggalan, sampai akhir tahun ini, BPPN ngebut menjual aset-asetnya yang berharga. Perusahaan yang sudah masuk daftar tunggu antara lain Astra International, Bank BCA, dan tambak udang Dipasena Citra Darmaja. Bank BCA dan Dipasena, rencananya, akan ditawarkan kepada publik akhir tahun ini atau selambat-lambatnya awal tahun depan. Untuk Dipasena, BPPN sudah menunjuk Credit Suisse First Boston dan Danareksa Sekuritas sebagai penjamin emisinya. Anak perusahaan PT Tunas Sepadan Investama (holding dari perusahaan-perusahaan eks Gajah Tunggal milik Sjamsul Nursalim) ini punya tambak udang terbesar dan termodern di dunia di Lampung. Luas area yang dikuasainya mencapai 170 hektare, tapi yang dimanfaatkan baru 13 persennya. Sementara itu, yang sudah dapat dijual BPPN antara lain PT Standard Toyo Polimer (Salim Group), yang dijual kepada Mitsui & Tosoh dengan harga US$ 15,1 juta, PT Pacific Indomas Plastic Indonesia, yang dijual US$ 4,2 juta kepada Dow Chemical, dan PT Indo Amerika Keramik, yang dilepaskan kepada American Ceramics senilai US$ 5,8 juta. Pesawat milik Gatari (Bob Hasan) juga terjual US$ 3,1 juta. Kendati waktunya sudah mepet, Wakil Ketua BPPN Faried Harianto yakin bisa melampaui target pemerintah. "Mungkin hasilnya lebih besar," katanya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus