Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono tidak sepakat kalau lereng sepanjang 20 meter di pinggir jalan tol ruas Salatiga-Kartasura di KM 489 disebut ambrol atau runtuh. "Kalimatnya kok ambrol, enggak, itu tebingnya aja, badan jalannya masih utuh, jadi bukan jalannya yang lengser," kata Basuki saat ditemui di Kantor Kementerian PUPR, Jakarta Selatan, Kamis, 27 Desember 2018.
Baca: Jalan Tol Manado-Bitung Dapat Dilalui Hingga 5 Januari 2019
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Basuki menjelaskan bahwa sebagian dari lereng dipinggir tol tersebut longsor karena memang belum semuanya ditumbuhi rumput. "Kena hujan, jadi dia tergerus dan longsor," kata Basuki. Basuki juga menyampaikan bahwa dirinya telah mengecek langsung ke lokasi kejadian dan menyebut perbaikan langsung dilakukan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Sebelumnya, juru bicara Jasa PT Jasa Marga (Persero) Tbk Dwimawan Heru, telah menyampaikan bahwa hujan yang mengguyur daerah itu sejak beberapa hari membuat lereng jalan mengalami kerusakan akibat tergerus air hujan. "Badan jalan masih utuh hanya guard rail turun. Panjangnya (kerusakan) 20 meter dan sudah diperbaiki. Selesai maksimal dalam empat hari ini,"kata Dwimawan melalui grup WhatsApp media di Jakarta, Kamis, 27 Desember 2018.
Heru juga memastikan jalan tol beroperasi normal dengan satu lajur. Sisa satu lajur lainnya untuk pekerjaan perbaikan (alat dan material).
Jalan Tol Salatiga - Kartasura ini sebenarnya baru diresmikan Presiden Joko Widodo seminggu lalu pada 20 Desember 2018, bersama dua ruas tol lain yang masuk Tol Trans Jawa. Peresmian saat itu bertempat di Jembatan Kali Kuto, ikon jalan Tol Batang-Semarang sekaligus ikon jalan Tol Trans Jawa. Adapun panjang lereng yang runtuh jauh jauh lebih kecil dibanding panjang seluruh ruas tol Salatiga-Kartasura yang mencapai 33 kilometer.
Walau begitu, Basuki tidak menutup kemungkinan jika lereng jalan di ruas lain akan kembali runtuh. "Tergantung tanahnya dan mungkin kalau ada bagian dimana rumput yang belum tumbuh," ujarnya. Tapi, kata Basuki, perbaikan terus dilakukan dan tidak jadi masalah ketika badan jalan tidak ikut-ikutan ambles.
Basuki juga menyampaikan bahwa perbaikan hanya akan membutuhkan waktu empat hari saja karena lereng yang runtuh hanya 20 meter saja. Untuk itu, Basuki pun sesumbar kalau tak perlu ada himbauan apapun kepada pengendara yang melintas di jalan tol tersebut. "Coba, di televisi dan lain-lain kan ga ada berita kan? semua udah lancar, gak ada kekhawatiran," ujarnya.
FAJAR PEBRIANTO I AYU CIPTA