Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Lippo Bank Tak Dijual

8 September 2002 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

NIAT Ketua Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) Syafruddin Temenggung sudah bulat. Ia tak akan melaksanakan put option (hak melepas saham kepada pemilik lama) di Lippo Bank. Penyebabnya adalah perbedaan harga antara pemerintah dan pemegang saham Lippo yang sangat jauh. Pemerintah lewat Menteri Keuangan Boediono sudah wanti-wanti berpesan dalam suratnya kepada BPPN agar put option tidak direalisasikan jika harganya di bawah Rp 320 per lembar. Sebaliknya, Lippo Group menghendaki harga beli saham Lippo Bank didasarkan pada perdagangan selama 90 hari. Jika tuntutan ini dipenuhi, harga saham Lippo tak beranjak dari Rp 50-60 per lembar atau di bawah nilai bukunya yang sekitar Rp 75. Lippo jelas berkepentingan dengan harga yang rendah. Dengan Rp 320, Lippo Group cuma bisa mengambil saham Lippo Bank di bawah dua persen. Sementara itu, jika harga pasar yang digunakan, saham di atas 10 persen bakal kembali. Syafruddin menegaskan bahwa pihaknya tidak akan turun dari angka Rp 320. Pada harga sekian, kepemilikan BPPN akan berada pada kisaran 51 persen. "Lebih enak jual jika kita punya 51 persen," katanya. Namun pilihan BPPN ini juga bisa menjadi bumerang bagi pemerintah karena Lippo Group pada akhirnya bisa membeli jauh lebih murah dari harga yang kini dipatok pemerintah. Taruhlah penjualan BCA yang dijadikan ukuran, Lippo bisa membeli 51 persen saham Lippo Bank hanya dengan harga tak lebih dari Rp 150 per lembar, setengah dari harga Rp 320. Perselisihan ini bermula dari program rekapitalisasi perbankan yang dilaksanakan pada 1999 lalu. Lippo menerima suntikan modal dari pemerintah senilai Rp 6 triliun. Sebagai gantinya, bank yang bersangkutan mengalihkan kredit macet Lippo ke BPPN. Pemegang saham Lippo kemudian menerima sertifikat bukti hak (SBH) yang bisa ditukarkan dengan saham setelah tiga tahun melalui mekanisme put option. Batas transaksi ini adalah November 2002. Namun, jika melihat harganya, Lippo tampaknya tak akan mengeksekusinya. Divestasi agaknya menjadi pilihan mereka karena harganya bisa lebih murah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus