LIPPO Bank tampaknya masih berambisi untuk memperkuat jaringannya di luar negeri. Pekan lalu, bank yang dipimpin keluarga Mochtar Ryady ini dikabarkan tengah menjajaki kemungkinan mengambil alih Overseas Trust Bank Ltd., Hong Kong. Kali ini Grup Lippo bekerja sama dengan China Resources (Holding) Ltd., salah satu usaha bisnis raksasa milik pemerintah Cina di Hong Kong. Kedua pihak, menurut informasi yang sampai ke tangan Hong Kong Stock Exchange, sudah melakukan pembicaraan pendahuluan mengenai kerja sama tersebut. Pimpinan Grup Lippo di Jakarta, sampai akhir pekan lalu, belum bersedia memberikan konfirmasi tentang rencana pengambilalihan Overseas Trust Bank tersebut. Alasannya, pembelian belum terlaksana. Kecuali itu, kalau melihat faktanya, pejabat keuangan pemerintah Hong Kong sendiri masih belum memberikan lampu hijau untuk penjualan Overseas Trust Bank. "Masih terlalu dini untuk membicarakan soal penjualan Overseas Trust Bank," kata pejabat moneter Hong Kong, Joseph Yam. Keterlibatan pemerintah Hong Kong sangat penting -- sebagai pihak yang telah berhasil menyelamatkan bank itu dari kebangkrutan pada 1985. Kalaupun sudah ada kepastian soal penjualan itu, Grup Lippo pun bakal menghadapi beberapa saingan, yang sebelumnya juga menyatakan minat untuk membeli Overseas Trust Bank, seperti Guoco Group Ltd. dan kelompok perbankan dari Taiwan. Overseas Trust Bank, yang memiliki 43 kantor di Hong Kong serta cabang di London, Kolombia, dan Macao, boleh dikatakan dua kali lebih besar dari Bank of Credit & Commerce Hong Kong Ltd. (BCCHK). Beberapa bulan lalu, BCCHK, yang dalam keadaan parah, semula akan dibeli Grup Lippo, tapi batal karena ada sejumlah kegiatan perbankan gelap yang terungkap kemudian. Tak selamanya tentu nanti mulus. "Kami khawatir produk Chandra Asri akan lebih mahal," kata Nigel Goddard, Predir PT Peni. Alasannya, olefin itu merupakan industri terpadu padat modal.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini