Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
SESUDAH batik dan tenun ikat, kini giliran lurik menyerbu ke Singapura, Brunei, Malaysia, Jepang, sampai Amerika Serikat dan Negeri Belanda. Konsumen di mancanegara itu menggunakan bahan lurik untuk baju, seprei, tirai, dan pelapis jok. Jepang, misalnya, belakangan memesan sampai 16 ribu potong baju (a Rp 6.000) pada H. Djamil dari Sentra Industri Tenun Troso, Pecangaan, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Dalam dua tahun terakhir, permintaan dari luar negeri naik 30% per tahun -- ini menurut Sekretaris Koperasi Perajin Tenun Ikat Troso H. Satibi. Total ekspor para petenun Troso per tahun adalah 2.850.000 meter, didukung oleh 163 unit usaha dengan tenaga kerja semuanya 10.000 orang. Adapun urusan ekspor yang kali ini mencapai nilai US$ 1,5 milyar itu ditangani oleh pihak kedua, demikian kata H. Satibi kepada wartawan TEMPO Bandelan Amarudin. Para eksportir tersebut jelas sudah punya nama besar, seperti Batik Danarhadi, Batik Keris, Batik Semar, dan Batik Joglo. Merekalah yang selama ini menjadi ujung tombak, di samping sebuah perusahaan garmen di Bali dan perancang busana Prayudi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo