Berkah longsor talaga

TIDAK ada kongesti di pela-buhan Cirebon, tapi yang ada batu granit. Maksudnya? CV Paramita Makmur Perkasa (PMP) sebagai eksportir batu granit telah menjalin kerja sama dengan Administrator Pelabuhan (Adpel) Cirebon, untuk mengekspor bahan galian itu selama tidak kurang dari dua tahun. Ekspor perdananya sudah diluncurkan Rabu pekan silam oleh Wali Kota Cirebon Chumaedi Syafrudin. Tak jelas bagaimana persisnya kontrak kerja sama yang unik itu. Yang pasti, pelabuhan Cirebon akan meningkat penerimaannya dari ekspor batu granit, yang hari itu dikapalkan 1.000 ton senilai 30 ribu dolar. Tujuannya: Jepang. "Pelabuhan Cirebon selama ini baru 60 persen pemanfaatannya," kata Chumaedi yang mengharapkan pemanfaatan itu bisa menjadi 100 persen dalam waktu tak terlalu lama. Tapi, bagaimana bisa menembus pasar Jepang? Menurut Direktur CV PMP, David, kualitas batu granit asal Majalengka itu ternyata lebih baik daripada kualitas granit eks Korea Selatan dan India, yang selama ini dikonsumsi oleh Jepang. Prospeknya cerah. Harganya juga tidak murah. Sekeping granit 2 x 2 meter, dihargai US$ 165 (sekitar Rp 300.000). Dan untuk menambang 1.000 ton granit, diperlukan 100 tenaga kerja kasar. Granit bisa dijadikan pengganti marmer, bahan untuk patung, serta pelbagai keperluan rumah tangga lainnya.