Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

M. Chatib Basri: Bukan Saya yang Buat Model

14 November 2005 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BINGKISAN yang diberikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) beberapa hari menjelang Lebaran sama sekali tak menarik buat pemerintah. Lembaga ini mengumumkan angka inflasi tertinggi dalam empat tahun terakhir.

Bukan tak mungkin sampai akhir tahun angkanya akan terus melejit hingga di atas 17 persen. Artinya, meleset jauh dari prediksi pemerintah: 12 persen.

Untuk mengetahui bagaimana sebenarnya kalkulasi pemerintah, Yura Sahrul dari Tempo mewawancarai M. Chatib Basri, salah satu staf khusus Menteri Koordinator Perekonomian Aburizal Bakrie. Saat dihubungi, Rabu pekan lalu, Dede—panggilan akrabnya—sedang berada di Korea Selatan.

Kabarnya Bank Indonesia sudah mengingatkan pemerintah soal prediksi yang meleset itu. Bagaimana persisnya?

Memang ada rapat koordinasi dengan BI. BI keluar dengan angka 14-17 persen. Kemungkinan-kemungkinan angka itu sudah dibicarakan dari dulu. Saya juga pernah menulis di media mengenai kemungkinan itu.

Jadi, memang ada perbedaan angka antara BI dan pemerintah?

Memang BI menyebutkan angka 14-17 persen. Tapi pemerintah menset angka di bawah itu, yaitu 12 persen. Harus optimistis, dong. Sebagai pemerintah, Anda kan harus memprediksi sesuatu secara optimistis. Saya sendiri memprediksi inflasi pascakenaikan harga BBM itu mencapai 15 persen.

Saking optimistisnya, sampai perkiraan meleset?

Pemerintah memang harus seperti itu. Jadi, bukan persoalan meleset atau tidak.

Apakah ada perbedaan cara penghitungan inflasi?

Itu namanya forecast. Masing-masing bisa saja membuat modelnya. Tapi kisarannya kan sama semua, di atas 12 persen. Anda baca saja hasil riset dan analisis dari lembaga-lembaga keuangan dunia tentang inflasi di Indonesia setelah kenaikan harga BBM. Sama semua kisarannya. Saya tidak tahu siapa yang buat model perhitungan inflasi pemerintah. Bukan saya yang buat model.

Bagaimana inflasi dalam dua bulan ke depan?

November dan Desember angkanya pasti lebih kecil dari Oktober. Di bawah satu persen, atau sepanjang awal tahun hingga November jadi 16 persen. Tapi BI bilang akan terjadi deflasi. Tidak apa-apa, tiap lembaga kan punya model masing-masing.

Bagaimana kemungkinan tahun depan?

Semua bergantung pada kebijakan pemerintah. Kalau tetap seperti ini, inflasi di bawah satu digit, antara 7 dan 8 persen. Itu angka BI. Tapi, kalau ada perubahan kebijakan seperti kenaikan tarif listrik, tentu inflasi akan naik.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus