Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Kemacetan panjang disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya sistem pembelian tiket. Masih ada calo yang menjual tiket di lokasi.
Jumlah pelintas pada puncak arus mudik di Pelabuhan Merak melonjak 65 persen. Dari jumlah tersebut, 38 persen pemudik tidak memiliki tiket tapi ikut antre.
PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) akan mengevaluasi layanan feri agar dapat menjadi lebih baik saat trafik tinggi. Berdasarkan catatan ASDP, peningkatan jumlah kendaraan pada puncak arus mudik tahun ini merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah.
RISIKO kemacetan selalu membayangi penumpang yang hendak menyeberang melalui Pelabuhan Merak, Banten, saat puncak arus mudik Lebaran. Pada 6 April lalu, antrean panjang menyebabkan kemacetan sekitar 19 kilometer di jalan tol Tangerang-Merak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kemacetan panjang itu disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya sistem pembelian tiket. Saat ini pemudik bisa mendapatkan tiket secara online dengan aplikasi Ferizy yang dikelola PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia. Namun masih ada calo yang menjual tiket di lokasi.
Masalah pembelian tiket di Pelabuhan Merak juga pernah dikeluhkan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. "Memang benar kata Pak Jokowi, yang sedikit masalah itu di Merak," katanya saat ditemui di Jakarta, Rabu, 10 Maret lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Budi, jumlah pelintas pada puncak arus mudik di Pelabuhan Merak melonjak 65 persen. Dari jumlah tersebut, 38 persen pemudik tidak memiliki tiket tapi ikut antre. Dia mengatakan pihaknya mendapati adanya calo yang menjual tiket kepada pemudik. Untuk menangani kasus tersebut, ia menekankan bahwa penumpang wajib membeli tiket online melalui aplikasi Ferizy.
Pemudik bersepeda motor antre menunggu untuk menaiki kapal di Pelabuhan Bakauheni, Lampung Selatan, Lampung, 12 April 2024. ANTARA/Ardiansyah
Sementara itu, Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Ira Puspadewi mengatakan antrean panjang saat arus mudik terjadi akibat sebanyak 19.700 kendaraan datang tidak sesuai dengan jadwal. Ia menganalogikan pengendara tanpa tiket di pelabuhan seperti pengendara jalan tol yang tidak punya uang elektronik. "Jika tidak dilayani, akan menimbulkan efek berantai dan lebih panjang." ujarnya, Senin, 9 April lalu, seperti dilansir Antara.
Dia mengatakan akan mengevaluasi layanan feri agar dapat menjadi lebih baik saat trafik tinggi. Berdasarkan catatan ASDP, peningkatan jumlah kendaraan pada puncak arus mudik tahun ini merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah. Adapun komposisi pada puncak arus mudik H-3 lalu didominasi kendaraan roda dua sebanyak 21.735 unit atau 52 persen dari jumlah total kendaraan.
Baca juga infografiknya:
Sementara itu, berdasarkan keterangan tertulis ASDP yang diterima Tempo kemarin, puncak arus balik telah terjadi pada Sabtu dan Minggu, 13-14 April lalu. Data Posko Bakauheni mencatat realisasi jumlah total penumpang yang menyeberang hingga Ahad lalu sebanyak 159.681 orang dan kendaraan 39.729 unit.
Sedangkan pada Senin siang, 15 April 2024, trafik penumpang dan kendaraan yang menyeberang dari Pulau Sumatera menuju Pulau Jawa melalui Pelabuhan Bakauheni terpantau relatif landai. Total semua kendaraan secara akumulatif yang telah kembali dari Sumatera ke Jawa pada 11-14 April lalu sebanyak 93.025 unit atau 47 persen.
Pemerhati kebijakan publik dan pelindungan konsumen, Agus Pambagio, mengatakan kemacetan menuju pelabuhan penyeberangan merupakan hal yang lumrah terjadi tiap mudik Lebaran. Namun seharusnya hal itu bisa diantisipasi. "Sehingga mencegah kondisi tidak bergerak sama sekali, seperti yang terjadi di Merak pada puncak arus mudik tahun ini," ujarnya Senin, 15 April.
Agus sudah mengusulkan pembelian tiket secara online pada 2018. Sementara itu, pemberlakuan sistem pembelian tiket melalui Ferizy diterapkan sejak 2020. Namun, empat tahun setelah diluncurkan, calo tiket di pelabuhan penyeberangan masih ditemukan.
Menurut dia, perlu aksi tegas untuk menerapkan sistem penjualan online seperti yang dilakukan PT Kereta Api Indonesia (Persero). Sistem daring memudahkan pengaturan penumpang masuk dan keluar sehingga lonjakan dapat diantisipasi. Selain itu, langkah tersebut dapat memudahkan penghitungan asuransi jika terjadi kecelakaan.
Ketegasan juga perlu diterapkan bagi pengendara yang datang ke pelabuhan meski belum memiliki tiket kapal. "Yang tidak punya tiket jangan diizinkan masuk pelabuhan agar lebih berdisiplin," ujar Agus.
Hal senada disampaikan Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan Masyarakat Transportasi Indonesia Djoko Setijowarno. Menurut dia, pemerintah seharusnya menindak tegas calo penumpang ataupun calo truk. "Harus berani hilangkan calo dan 'petruk' (petugas truk)," ujarnya, kemarin. Ia juga mendukung transformasi total sistem pengadaan tiket pelabuhan penyeberangan.
Kapal Motor Dobonsolo tiba di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta,14 April 2024. TEMPO/M. Taufan Rengganis
Evaluasi Manajemen Lalu Lintas Pelabuhan Penyeberangan
Agus Pambagio mengatakan pemerintah perlu mengevaluasi manajemen lalu lintas penyeberangan. Selain transformasi masalah tiket, perlu ada sistem yang tersentral untuk mengurai kemacetan di pelabuhan padat, seperti Merak, Ketapang, Bakauheni, dan Gilimanuk.
Sistem bongkar-muat membuat waktu tunggu menjadi lama sehingga diperlukan sistem daring, seperti Marine Operating System, untuk mengintegrasikan proses bongkar muatan yang dapat dilakukan bersamaan antar-pelabuhan penyeberangan. "Sehingga kapal tidak terlapung-apung di tengah laut menunggu dermaga kosong," ujarnya.
Selain itu, diperlukan perbaikan infrastruktur ruas jalan masuk menuju Pelabuhan Merak. Sebab, akses ke Pelabuhan Merak dinilai masih tergolong sempit dan kerap dilewati truk dengan muatan berlebihan. Perbaikan lain, menurut Agus, adalah menambah rest area yang dapat membantu kelancaran sistem tunda (delaying) jika terjadi kemacetan panjang. Dia menilai infrastruktur di Bakauheni lebih mendukung untuk sistem delaying sehingga arus balik kali ini lancar.
Kepala Korps Lalu Lintas Kepolisian Inspektur Jenderal Polisi Aan Suhanan mengatakan sistem tunda kendaraan arus balik di Pelabuhan Bakauheni belum diberlakukan hingga hari ketiga Lebaran. "Sampai tadi pagi, kami belum memberlakukan delaying system," ujar Suhanan kepada wartawan di Pelabuhan Bakauheni, Lampung, Ahad, 14 April lalu.
Aan mengatakan kondisi arus balik di Bakauheni masih normal sehingga sistem tunda belum diterapkan. Sistem tersebut akan diterapkan saat antrean kendaraan di Pelabuhan Bakauheni melebihi kapasitas. Namun titik rest area dan buffer zone (zona penyangga) untuk penerapan sistem tersebut telah disiagakan.
Pemerintah juga telah menyiapkan sejumlah langkah antisipasi untuk menghadapi kepadatan penumpang penyeberangan dari Sumatera ke Jawa pada puncak arus balik Lebaran 2024. Dilansir dari laman Kementerian Perhubungan, jumlah kapal yang dioperasikan ditambah dari 131 menjadi 146.
Selain itu, penggunaan pelabuhan alternatif dimaksimalkan, yakni dari Pelabuhan Panjang, Lampung, ke Pelabuhan Ciwandan, Banten. Pemerintah juga menyiapkan war room, ruang yang dapat memantau keberangkatan kapal agar tidak ada penundaan yang menyebabkan kepadatan dan mengganggu kemanyamanan.
***
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Riri Rahayu berkontribusi dalam penulisan artikel ini.