Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Malaysia Ingin Impor Beras dari RI, Mentan: Kami Jaga Stok Dulu

Mentan menyebutkan kebutuhan Malaysia terhadap beras cukup tinggi, namun produksi dalam negeri baru mencukupi sekitar 40 persen dari total kebutuhan.

23 April 2025 | 11.59 WIB

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman saat memberikan sambutan dalam Wisuda Universitas Hasanuddin, Makassar,  10 April 2025. YouTube Universitas Hasannudin
Perbesar
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman saat memberikan sambutan dalam Wisuda Universitas Hasanuddin, Makassar, 10 April 2025. YouTube Universitas Hasannudin

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertanian atau Mentan Amran Sulaiman membeberkan keinginan Malaysia untuk mengimpor beras dari Indonesia karena harga beras di Negeri Jiran yang tinggi. Hal Itu disampaikan Amran usai menerima kunjungan Menteri Pertanian dan Keterjaminan Makanan Malaysia Datuk Seri Haji Mohamad Bin Sabu di kantornya di Jakarta, Selasa, 22 April 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

“(Soal pertemuan dengan Malaysia) menarik, menanyakan apakah bisa impor beras dari Indonesia. Namun, saya katakan untuk sementara kami menjaga stok (beras) dulu,” kata Amran, seperti dikutip dari Antara.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Adapun kebutuhan Malaysia terhadap beras cukup tinggi. Namun produksi dalam negeri mereka saat ini baru mampu mencukupi sekitar 40 hingga 50 persen dari total permintaan.

Selain Malaysia, kata Amran, ada juga rencana kedatangan delegasi dari Jepang. Walaupun tidak mendetailkan agenda kunjungan itu, Mentan menyinggung harga beras di Jepang terus naik, bahkan hampir Rp 100 ribu per kilogram.

Lebihi jauh, Amran menyebutkan stok beras nasional per hari ini sebanyak 3,36 juta ton. Ia memperkirakan stok beras nasional bisa  4 juta ton pada Mei.

Sementara itu, Datuk Seri Haji Mohamad Bin Sabu mengakui tentang keunggulan teknologi pertanian Indonesia, terutama dalam meningkatkan hasil panen padi.

"Saya ingat hasilnya sampai 12 ton, Adapun 13 ton yang paling tinggi dan rata-rata sudah ada di angka 7 ton," katanya.

Dia menyampaikan bahwa akan berbicara terkait kemungkinan impor beras. Meskipun belum bisa mengimpor beras dari Indonesia, ia mengakui ada impor komoditas lain seperti kelapa, sayur-sayuran, dan ikan dari Indonesia.

RR Ariyani

RR Ariyani

Lulus dari Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Diponegoro pada tahun 2000. Bergabung dengan Tempo pada tahun 2004. Kini menulis untuk desk ekonomi dan bisnis yang mencakup isu makro ekonomi, finansial, korporasi, sektor riil hingga investasi.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus