Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Marak Seruan Tarik Uang di Bank karena Danantara, Apa yang Dimaksud Bank Runs?

Seruan untuk menarik uang atau bank runs di tabungan bank BUMN marak di media sosial seiring dengan rencana peluncuran Danantara. Apa itu bank runs?

21 Februari 2025 | 07.27 WIB

Kantor Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) di Jakarta, 19 Februari 2025. Seruan untuk menarik uang atau bank runs di tabungan bank BUMN marak di media sosial terkait peluncuran Danantara. Tempo/M Taufan Rengganis
Perbesar
Kantor Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) di Jakarta, 19 Februari 2025. Seruan untuk menarik uang atau bank runs di tabungan bank BUMN marak di media sosial terkait peluncuran Danantara. Tempo/M Taufan Rengganis

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Seruan untuk menarik uang atau bank runs di tabungan bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) semakin menggema di media sosial. Ajakan tersebut berkaitan dengan rencana peluncuran Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) oleh Presiden Prabowo Subianto pada Senin, 24 Februari mendatang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Dilihat Tempo, Danantara masih menjadi salah satu topik populer atau trending topic di X (Twitter) per Kamis, 20 Februari 2025 pukul 19.30 WIB, dengan lebih dari 70.500 cuitan (tweet). Beberapa di antaranya berisi ajakan untuk menarik dan memindahkan tabungan dari rekening yang dikelola bank pada Himpunan Bank Milik Negara (Himbara). 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Danantara efektif bulan depan, bank BUMN termasuk di dalamnya, mending lu pada tarik saldo, pindah saldo deh ke bank swasta wkwk,” tulis akun X @nuk****, Rabu, 19 Februari 2025. Lantas, apa itu bank runs

Mengenal Bank Runs

Melansir Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan edisi Juli 2011 dari laman Bank Indonesia (BI), bank runs adalah suatu kejadian di mana banyak nasabah secara bersamaan menarik dana besar-besaran dan sesegera mungkin pada suatu bank. Hal tersebut terjadi karena nasabah tidak percaya bahwa bank mampu membayar dananya dalam jumlah penuh dan tepat waktu. 

Bank runs, rush money, atau disebut juga sebagai panic bank yang terjadi di suatu bank dapat menjadi krisis perbankan bila menjalar ke bank lainnya (contagious effect). Kerentanan tersebut adalah akibat dari kegiatan usaha bank yang mentransformasikan kewajiban jangka pendek, seperti tabungan, deposito, dan giro ke dalam aktiva yang berjangka waktu lebih panjang, seperti kredit. 

Dengan kondisi seperti itu, bank selalu menghadapi permasalahan maturity mismatch atau ketidaksesuaian jatuh tempo, sehingga rentan terhadap penarikan uang massal oleh nasabah, lantaran terbatasnya aktiva likuid yang dimiliki bank. Berikutnya, bank runs tersebut dapat menimbulkan risiko sistemik, yaitu menjalar ke bank lainnya. 

Faktor penyebab penarikan dana besar-besaran dapat berasal dari kekhawatiran nasabah akibat tidak terdapatnya informasi yang memadai mengenai kinerja bank. Krisis ekonomi, inflasi tinggi, atau resesi dapat memicu kekhawatiran nasabah tentang keamanan dana mereka di bank. Ketidakstabilan politik juga dapat menciptakan ketidakpastian dan mendorong penarikan dana. 

Sejarah Bank Runs

Fenomena bank runs telah terjadi berulang kali di berbagai negara dalam beberapa dekade terakhir. Krisis perbankan semakin sering terjadi sejak liberalisasi keuangan pada 1980-an dan 1990-an. Pada pertengahan 2007, pasar keuangan dunia menghadapi krisis yang berasal dari permasalahan hipotek subprima di Amerika Serikat. 

Dalam sejarah perbankan modern, krisis perbankan telah berlangsung jauh sebelum Perang Dunia I, seperti panic bank yang terjadi di Amerika Serikat pada 1837, 1873, 1884, 1890, 1907, dan 1933. Data Dana Moneter Internasional (IMF) menunjukkan bahwa sejak 1980 hingga pertengahan 1996 telah terjadi 133 bank runs di 181 negara anggotanya. 

Kemudian, krisis moneter juga terjadi di negara-negara Asia, meliputi Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina, dan Korea Selatan pada 1997-1998. Krisis tersebut bermula dari permasalahan nilai tukar di Thailand, lalu menjalar ke Indonesia dan negara-negara Asia lainnya. 

Pada periode 1997-1998, bank runs yang terjadi di tanah air menjadi krisis perbankan paling parah dalam sejarah Indonesia. Penutupan 16 bank yang dilakukan pemerintah pada 1 November 1997 telah menurunkan tingkat kepercayaan para nasabah, sehingga mendorong penarikan uang besar-besaran.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus