Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait mengatakan ia menerima respons positif dari Dewan Perwakilan Rakyat dan Komisi Pemberantasan Korupsi setelah menggelar sayembara tangkap koruptor Harun Masiku. Ia berpendapat sekarang waktunya publik terlibat dalam pencarian tersangka kasus suap itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Saya mendapatkan WhatsApp dan SMS dari teman-teman DPR juga saya liat positif, kok. Dari KPK positif, kok. Jadi ini partisipasi publik,” kata Maruarar Sirait saat ditemui di Rusun Lokbin Rawa Buaya, Jakarta Barat pada Sabtu, 30 November 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebelumnya, Ara diketahui menggelar sayembara untuk menemukan buronan kasus korupsi, Harun Masiku. Dalam video yang beredar di media sosial, ia mengatakan akan memberi uang Rp 8 miliar dari kantong pribadinya, bagi siapa saja yang bisa menangkap Harun Masiku.
“Saya akan kasih bonus bagi yang bisa menangkap Harun Masiku Rp8 miliar uang pribadi saya. Ya supaya semangat, supaya tidak ada lagi yang kebal hukum,” kata Maruarar dalam video tersebut, seperti dikutip oleh Antara.
Saat dikonfirmasi dalam kesempatan terpisah, ia membela keputusannya untuk menggunakan uang pribadi dalam sayembara tersebut. “Apa salahnya saya memberikan itu (uang Rp8 miliar). Partisipasi publik, itu uang pribadi,” kata dia saat ditemui wartawan di Stasiun Manggarai, Jakarta Selatan usai mengunjungi aset Perumnas dan PT KAI, pada Rabu, 27 November 2024.
Menurut Ara, negara tidak boleh kalah dari koruptor. Ia menilai tidak boleh ada satu orang pun yang kebal hukum di Indonesia. “Lama nggak ada perkembangan, saya ambil inisiatif pribadi boleh, dong,” ujarnya.
Politikus Gerindra tersebut berkata tidak terima Indonesia kalah dari Harun Masiku. Ia yakin ada “masalah-masalah besar” yang disimpan oleh tersangka korupsi tersebut, yang melibatkan “orang-orang besar”.
“Mungkin ini sudah waktunya rakyat terlibat; pasang mata dan telinga baik-baik. Dari berkah yang tuhan kasih kepada saya, saya tidak mau negara ini kalah dari koruptor yang namanya Harun Masiku,” kata dia.
Sebagai informasi, Harun Masiku adalah tersangka kasus suap kepada pegawai negeri untuk penetapan anggota DPR RI terpilih 2019-2024 di Komisi Pemilihan Umum (KPU). Dia telah menjadi buron atau masuk Daftar Pencarian Orang (DPO) KPK sejak 17 Januari 2020.
Harun menjadi tersangka kasus suap terhadap Komisioner KPU 2017-2022 Wahyu Setiawan (W). Suap ini ditengarai agar Harun dapat menjadi anggota DPR dari Fraksi PDIP, menggantikan Nazarudin Kiemas yang meninggal pada Maret 2019. Namun, Harun Masiku selalu mangkir dari panggilan penyidik KPK hingga dimasukkan dalam DPO.
Respons dari KPK
Inisiatif dari Ara untuk mengadakan sayembara tangkap Harun Masiku telah menuai respons dari KPK. Wakil Ketua KPK Johanis Tanak mengapresiasi sayembara itu, sekaligus menilai sikap Ara layak menjadi contoh dan patut diberi penghargaan.
“Sudah sepatutnya beliau diberi penghargaan oleh negara, karena dari sekitar 281,6 juta jiwa penduduk Indonesia, hanya beliau yang mau mengorbankan hartanya agar pelaku tindak pidana korupsi yang melarikan diri dapat ditangkap dan diproses sesuai ketentuan hukum,” ujarnya pada 28 November lalu, dikutip dari Antara.
Senada dengan itu, wakil ketua KPK lainnya yakni Alexander Marwata mengapresiasi peran serta masyarakat yang menurutnya penting dalam pemberantasan korupsi. “KPK, kan, tetap mencari HM, hanya sampai dengan saat ini kan belum dapat. Kalau ada masyarakat yang mau membantu kan baik,” kata Alex pada 29 November 2024.
Hammam Izzuddin dan Defara Dhanya berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan Editor: Apindo Soal Kenaikan UMP 6,5 Persen: Bisa Picu Gelombang PHK