Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA - Sejumlah maskapai penerbangan masih menahan diri untuk mengisi slot penerbangan di Bandara Kertajati, Majalengka, Jawa Barat. Sejak pengoperasian perdana rute pulang-pergi (PP) Kertajati-Surabaya oleh Citilink Indonesia pada awal Juli lalu, belum ada lagi maskapai yang memilih bandara tersebut sebagai salah satu rute penerbangan komersial.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Corporate Communications Lion Air Group, Ramaditya Handoko, mengatakan perseroannya sempat mempertimbangkan pengalihan sejumlah rute terbang dari Bandara Husein Sastranegara, Bandung, ke Kertajati. Namun niat itu diurungkan. "Kami lihat masih berat dari segi market kalau sekarang ke Kertajati," ucapnya kepada Tempo, kemarin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kemungkinan lain yang dipertimbangkan Lion Air Group, kata Rama, adalah pembukaan rute baru dari Bandara Kertajati. Perseroan memiliki total 228 unit armada yang dioperasikan tiga maskapai, yakni Lion Air, Wings Air, dan Batik Air, sehingga siap untuk opsi tersebut.
Sebelumnya pun Lion telah mengajukan izin penerbangan dari Majalengka ke Surabaya, Semarang, dan Denpasar, kepada PT Bandar Udara Internasional Jawa Barat (BIJB). Ada juga pengajuan rute Kertajati-Lampung dan Kertajati-Jakarta (melalui Bandara Halim Perdanakusuma) untuk Wings. "Tapi ternyata di bandara daerah tujuan belum ada slot untuk kami," ucap Rama.
Kendati begitu, Lion dipastikan akan mulai melayani penerbangan umrah pada 13 Oktober mendatang. Dengan pesawat Boeing B737 MAX 8 berkapasitas 176, penerbangan itu akan melewati rute transit di Trivandrum (India), sebelum ke Madinah dan Jeddah di Arab Saudi.
President and CEO Lion Air Group, Edward Sirait, membenarkan bahwa penerbangan umrah itu akan dilakukan dua kali dalam sepekan. "Karena untuk umrah sudah ada pasarnya, ya, kami siap terbang. Untuk yang reguler, kita dorong agar pasarnya tumbuh dululah," tuturnya, kemarin.
Chief Executive Officer AirAsia di Indonesia, Dendy Kurniawan, mengaku masih menunggu pengembangan akses transportasi di Kertajati. Mayoritas penumpang, menurut dia, masih memilih terbang dari Bandung. "Jika hanya mengandalkan transportasi roda empat, bayangkan jam berapa penumpang harus berangkat dari rumah saat ingin mengejar penerbangan pertama di Kertajati," ujar Dendy. "Itu dengan asumsi jarak Bandara Kertajati dan Bandung sekitar 80 kilometer."
Selain itu, kata dia, intensitas pasar penerbangan AirAsia dari Bandara Husein Sastranegara masih optimal. "Misalnya, PP dari Bandung ke Singapura saja frekuensinya dua kali sehari setiap Selasa, Kamis, Jumat, Sabtu, dan tiga kali sehari pada Senin, Rabu, dan Ahad."
Senior Manager Public Relations PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, Iksan Rosan, juga memastikan perusahaannya belum akan memasukkan rute reguler dalam waktu dekat. "Intinya, kalau ada perkembangan, akan kami sampaikan ke publik," ucapnya.
Adapun Direktur Operasional dan Pengembangan Bisnis PT BIJB, Agus Sugeng, mengatakan operator bandara terus mengupayakan promosi Kertajati. Selain mengadakan pertemuan rutin dengan puluhan maskapai, perusahaan kerap berdiskusi dengan agen perjalanan dan dinas pariwisata.
Akses darat bandara pun sudah diperkuat dengan pengoperasian bus Perum Damri, walau jumlahnya masih minim. Dia meyakini peminat akan naik seiring dengan penyelesaian akses penunjang penting, seperti jalan penghubung jalan tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu). "Ini memang rumit seperti ayam dan telur. Maskapai menunggu ada penumpang, penumpang malah menunggu ada maskapai," ujar Agus kepada Tempo. YOHANES PASKALIS PAE DALE
Pengembangan Bandara
PT Bandar Udara Internasional Jawa Barat (BIJB) merencanakan pelebaran rute penerbangan dari Bandara Kertajati ke 18 lokasi hingga akhir 2018. Namun, saat ini baru satu rute yang terealisasi, yakni Majalengka-Surabaya yang dilakoni oleh Citilink Indonesia.
14 rute
Target rute domestik terdiri atas Palembang, Padang, Lampung, Semarang, Yogyakarta, Solo, Surabaya, Balikpapan, Banjarmasin, Palangka Raya, Pontianak, Medan, Denpasar, dan Makassar.
4 rute
Target rute internasional terdiri atas Bandara King Abdulaziz (Jeddah, Arab Saudi), Bandara Internasional Kuala Lumpur (Malaysia), Bandara Changi (Singapura), dan Bandara Suvarnabhumi (Bangkok, Thailand).
17.658 penerbangan
Target pergerakan pesawat per tahun.
Pilihan jalan darat ke bandara:
1. Jalan non-tol sepanjang 1,86 kilometer
Akses: Bandara Kertajati dan Jalan Kadipaten-Jatibarang (jalan lintas Majalengka-Indramayu)
2. Jalan penghubung jalan tol sepanjang 3,6 kilometer
Akses: Bandara Kertajati dan jalan tol Cikampek-Palimanan (Cipali) Kilometer 158
3. Akses dalam perencanaan:
Jalan penghubung jalan tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu), jalur kereta bandara (terkoneksi Jakarta, Bekasi Timur, Cikarang, Karawang, Cikampek)
SUMBER: PT BIJB (per Agustus 2018), RISET
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo