Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Maskapai penerbangan asal Singapura Calypte Holding Pte. Ltd., melalui anak usahanya PT Indonesia Airlines Group (INA), telah resmi mengantongi izin untuk mengudara per 7 Maret 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Chief Executive Officer Indonesia Airlines dan Executive Chairman Calypte Holding Pte. Ltd. Iskandar, maskapai ini akan menjadi maskapai penerbangan komersial pertama di Indonesia yang hanya melayani rute penerbangan internasional.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Berdasarkan perencanaan bisnis dan hasil studi kelayakan yang telah disusun, Indonesia Airlines hanya akan berfokus pada penerbangan internasional," kata Iskandar melalui laman Linkedin Indonesian Airlines yang dikutip Minggu, 9 Maret 2025.
Pada tahap awal, maskapai penerbangan INA akan menerjunkan 20 armada yang hanya berbasis di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang Banten. Penerbangan yang hanya berfokus untuk perjalanan internasional ini memiliki 48 kota tujuan di 30 negara. Iskandar menyebut akan menyediakan layanan paling lengkap yang akan memudahkan perjalanan konsumen.
"Maskapai penerbangan komersial pertama di Indonesia ini memiliki konsep end to end service dan hanya akan melayani rute penerbangan internasional dalam lima tahun pertama,” kata Iskandar.
Dia menuturkan, armada yang akan dioperasikan INA meliputi 10 unit pesawat berbadan kecil (Airbus A321neo atau A321LR) dan 10 unit pesawat berbadan lebar (Airbus A350-900 dan Boeing 787-9). Selain itu, Iskandar berujar, maskapainya juga merekrut tenaga kerja profesional untuk menjadikan maskapai ini sebagai maskapai internasional terbaik. "INA telah menyiapkan tim terbaik yang telah berpengalaman di berbagai maskapai besar di dunia," tuturnya.
Iskandar memaparkan, jabatan direktur operasional akan disi oleh tenaga kerja dari Singapore Airlines yang telah berpengalaman lebih dari 40 tahun dan merupakan salah satu pilot pertama di dunia yang menerbangkan pesawat Airbus A380. Kemudian, direktur komersial akan diisi oleh sosok berpengalaman yang telah bekerja selama lebih dari 21 tahun di berbagai maskapai besar seperti Emirates, dan Asiana Airlines.
Selanjutnya, posisi operasi penerbangan akan dipimpin oleh salah satu pilot terbaik Indonesia yang saat ini bekerja di maskapai asing, lalu direktur produk dan layanan akan diisi oleh tokoh inspiratif dari Brunei Darussalam yang telah bekerja di Royal Brunei dan Emirates selama 25 tahun.
Tak hanya itu, Iskandar juga merekrut seorang Manajer Awak Kabin dari British Airways yang juga bagian dari Komite Korporasi Pramugari Eropa (EBAA) dan seorang Wakil Manajer Awak Kabin dari Emirates. Hal itu dilakukan untuk memberikan pelayanan yang istimewa serta sesuai dengan visi dan misi perusahaan.
"Kami berkomitmen untuk mendefinisikan ulang perjalanan dengan layanan premium di mana keselamatan adalah prioritas utama kami sambil berbagi keramahtamahan hangat orang Indonesia kepada dunia," kata Iskandar.
Dia menilai mobilitas penduduk di kawasan Asia Pasifik sangat tinggi, sehingga bisnis ini cukup menjanjikan bagi INA. Iskandar meyakini tujuan perusahaan akan terwujud apabila semua elemen dapat disinergikan dengan baik. "Dengan dukungan para profesional di sektor penerbangan, baik kru maupun tim manajemen, INA akan mampu menembus era baru penerbangan premium."