Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Maskapai Optimalkan Armada untuk Kargo Udara

Memodifikasi pesawat penumpang hingga menambah armada freighter.

30 April 2020 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pesawat Garuda di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, 2 Maret lalu. Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra, mengatakan rute antar-kota yang kini tak bisa digunakan bisa diefektifkan untuk layanan antar barang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

JAKARTA - Maskapai penerbangan nasional mengoptimalkan layanan kargo sejak pemerintah melarang mudik Idul Fitri. Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Irfan Setiaputra mengatakan pesawat antarkota yang tak bisa mengangkut penumpang kini dipakai untuk mengantar barang. "Sampai hari ini, ada 26 pesawat kargo untuk rute dalam dan luar negeri," kata dia dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat, kemarin.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Irfan, Garuda juga melayani distribusi bantuan kemanusiaan serta alat medis untuk penanganan pandemi Covid-19 dari Cina, Korea, dan Hong Kong. Setiap kelompok bangku pesawat yang terdiri atas tiga kursi kini dipakai untuk memuat kargo seberat 210 kilogram. "Asumsinya, rata-rata berat penumpang di satu kursi 75 kilogram," tutur dia. Irfan juga mengatakan layanan penerbangan carter kini bisa dipakai untuk distribusi barang.   

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pemerintah membatasi angkutan penumpang untuk meredam penularan Covid-19 melalui Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 25 Tahun 2020. Lebih ketat dari skema pembatasan sosial berskala besar (PSBB), beleid itu hanya mengizinkan batas keluar-masuk zona merah pandemi dilewati oleh angkutan logistik dan keperluan lain yang terkait dengan penanganan Covid-19.  

Presiden Direktur PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin mengatakan Garuda hanya satu dari enam maskapai nasional yang kini mengoperasikan penerbangan khusus kargo dari dan menuju Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta di Banten. "Ada Sriwijaya Air, NAM Air, Citilink, Lion Air, dan Airfast," katanya. Sementara itu, kargo untuk rute internasional dilayani oleh My Indo Airlines dan Cargolux.

Menurut Awaluddin, bandara terbesar di Indonesia itu sudah terbiasa mengelola volume kargo hingga 600 ribu ton per tahun. "Saat ini kargo tidak sebanyak kondisi normal, namun kapasitasnya cukup untuk menjaga kelancaran distribusi barang."

Sekretaris Perusahaan PT Angkasa Pura I (Persero) Handy Heryudhitiawan mengatakan perusahaannya berupaya mengurangi penumpukan kargo yang tertahan karena pembatalan penerbangan. Dia menyebutkan gudang kargo Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan, sempat menampung timbunan barang. Sebagai hub penerbangan ke arah Indonesia bagian timur, bandara itu sudah melayani distribusi 11 ribu ton kargo pada triwulan pertama tahun ini.

"Sudah ada pengajuan 13 ekstra flight penerbangan khusus kargo dari Garuda, Citilink, Sriwijaya, dan My Indo Airlines, pasti (penumpukan) akan berkurang," katanya.

Angkasa Pura I pun melirik potensi kargo sebagai basis pendapatan baru. Selain Bandara Makassar, Angkasa Pura I mengandalkan empat bandara seperti Bandara Sentani, Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bandara Juanda, serta Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan. "Kami tetap terbuka bila maskapai membuka lebih banyak penerbangan kargo."

Citilink Indonesia-anak usaha Garuda-sudah lebih dulu menambal kelesuan lini bisnis penumpang dengan layanan barang. Kinerja kargo Citilink melonjak 13 persen sejak Februari menuju Maret lalu. Pada April 2020 pun, jumlah rata-rata kargo yang diangkut per hari meningkat lagi 61 persen dibanding Maret 2020. Layanan Citilink juga akan diperkuat oleh pesawat khusus kargo (freighter) Boeing 737-500.

Adapun Corporate Communications Strategic Lion Air Danang Mandala Prihartono mengatakan perusahaannya masih aktif menjalankan layanan kargo di rute tertentu. "Biasanya ke Balikpapan, Banjarmasin, Makassar, dan Manado," katanya.

CAESAR AKBAR | FRANCISCA CHRISTY ROSANA


Siasat pada Masa Pandemi

Garuda Indonesia menerapkan berbagai langkah untuk mengais pendapatan selama masa krisis Covid-19. Dari mengoptimalkan layanan kargo hingga menunda pembayaran gaji karyawan.

1. Garuda memuat kargo ke kabin penumpang antarkota. Seiring dengan penerapan larangan mudik, sudah ada 26 pesawat yang dipakai untuk layanan ini. Setiap kelompok bangku pesawat yang terdiri atas tiga seat bisa mengangkut barang 210 kilogram.  

2. Renegosiasi biaya sewa pesawat. Contoh kontrak yang dinegosiasikan adalah biaya pinjam Boeing 777 untuk penerbangan ke Amsterdam, Belanda, yang selama ini menghabiskan US$ 1,6 juta per bulan per pesawat, padahal harga pasarnya diperkirakan hanya US$ 800 ribu per bulan.

3. Perampingan jumlah armada. Garuda akan mengembalikan pesawat Bombardier CRJ 1000 NextGen kepada penyewa atau lessor karena boros. Maskapai kini mengelola 18 unit armada tersebut dengan biaya grounded US$ 50 juta setahun.    

4. Penundaan gaji karyawan. Manajemen Garuda memotong gaji 25 ribu karyawan dengan skema penundaan untuk menghemat pengeluaran. Ada juga penjadwalan ulang pembayaran insentif tahunan dan tunjangan kepegawaian selama masa pandemi Covid-19. Perusahaan masih berinisiatif membayarkan tunjangan hari raya, kecuali untuk direksi dan komisaris sesuai dengan instruksi Kementerian Badan Usaha Milik Negara.

CAESAR AKBAR | YOHANES PASKALIS

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus