Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
PALEMBANG – PT Servo Marga Sejahtera (Servo Railway) berencana memulai pembangunan proyek jalur kereta api khusus batu bara sepanjang 150 kilometer di Sumatera Selatan pada November mendatang. Perseroan berambisi menopang upaya mendorong produksi batu bara di Sumatera yang tertinggal dibanding Kalimantan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Komisaris Servo Railway, Widhi Hartono, mengatakan megaproyek ini akan melintasi setidaknya tiga wilayah, yaitu Kabupaten Muara Enim, Kabupaten Lahat, dan Kabupaten Ogan Ilir. Pembangunan rel jalur ganda (double track), yang ditargetkan beroperasi mulai 2020, akan ditingkatkan menjadi jalur ganda rangkap (double-double track) pada 2024. "Jalur ganda akan menghabiskan dana Rp 25 miliar per kilometer, sedangkan double-double track Rp 50 miliar per kilometer," kata Widhi kemarin. Jika ditotal, proyek bakal menelan biaya Rp 11,2 triliun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Rabu lalu, Servo Railway menggelar konsolidasi bersama sejumlah mitra strategis dan calon kontraktor di Desa Menanti, Kecamatan Lubai, Kabupaten Muara Enim. Dalam proyek ini, perseroan menggandeng PT Bukit Asam Tbk dan PT Kereta Api Indonesia.
Servo Railway menargetkan bisa mengangkut batu bara milik perusahaan afiliasi sebanyak 50 juta ton pada tahun pertama operasi. Jumlah tersebut secara bertahap akan ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan energi batu bara ke depan. Dengan jalur ganda rangkap, kapasitas angkut Servo Railway diproyeksikan mampu mencapai 200 juta ton batu bara per tahun.
Widhi menyebutkan Sumatera Selatan menyimpan potensi cadangan batu bara sebesar 21 miliar ton atau setara dengan 44 persen cadangan nasional. Namun angka produksi batu bara di wilayah ini tak setinggi angka di provinsi lain di Kalimantan karena terhambat pengangkutan.
Kepala PT Kereta Api Indonesia Divisi Regional III Palembang, Hendy Helmy, meyakini pembangunan rel kereta api khusus ini bakal menekan biaya operasional pengangkutan batu bara dari lokasi tambang hingga ke Tarahan di Bandar Lampung. Menurut dia, proyek tersebut memotong jarak tempuh kereta batu bara, dari semula 409 kilometer menjadi 349 kilometer. Walhasil, waktu tempuhnya pun berkurang tiga jam dari selama ini memerlukan 12 jam. "Ini jawaban atas harga batu bara dunia yang sedang tak bersahabat," tuturnya.
Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin berharap Servo memanfaatkan waktu satu-dua dekade ke depan sebelum kebijakan penggunaan energi baru terbarukan diberlakukan secara nasional. Dia optimistis Sumatera Selatan bakal menjadi sumber energi nasional dengan produksi batu bara hingga 250 juta ton per tahun. "Pemanfaatan batu bara sebagai sumber energi berpacu dengan waktu." PARLIZA HENDRAWAN | AGOENG WIJAYA
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo