Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Menanti yang Tak Enak tapi Perlu

13 Juli 2015 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Yopie hidayat

Pesta Lebaran yang baru usai kali ini menyisakan rasa hambar. Pedagang ramai mengeluhkan omzet yang tak sederas tahun lalu. Ekonomi Indonesia agaknya belum menggeliat kendati enam bulan 2015 telah lewat.

Ketika kelesuan melanda pada kuartal pertama, pebisnis umumnya tak khawatir. Mereka masih yakin ini sementara—menunggu lancarnya belanja pemerintah. Ketika Juli tiba dan kegiatan usaha masih juga lemah, mereka mulai bertanya-tanya. Di sisa 2015 ini, akankah roda ekonomi tetap berputar perlahan?

Tak kurang dari Presiden Joko Widodo sendiri yang berupaya membangkitkan keyakinan dunia usaha. Menurut dia, ekonomi mengenal siklus naik-turun dan Indonesia kini sedang di bawah. Ekonomi yang tadinya bersandar pada komoditas dan sumber alam masih dalam transisi menjadi ekonomi berbasis industri. "Tak bisa simsalabim," tutur Jokowi di depan kumpulan Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia sebelum Lebaran lalu.

Presiden benar adanya. Ekonomi Indonesia memang harus mencari mesin pertumbuhan baru setelah anjloknya ekspor komoditas dan hasil tambang.Overhaulekonomi jelas membutuhkan pengusaha swasta sebagai motor utama. Masalahnya, para pelaku usaha belum yakin perombakan besar ini benar-benar berjalan. Mereka belum percaya pemerintah mampu mengambil langkah tak enak, bahkan tak nyaman, menimbang selera dan haluan politik Presiden sendiri, tapi perlu agar dunia usaha bergairah.

Kebijakan perpajakan, misalnya. Banyak pengusaha kini justru mengeluh betapa mudahnya aparat pajak membongkar dokumen tahun-tahun lama, lalu menyatakan kurang bayar. Target penerimaan pajak tahun ini yang naik hampir 40 persen membuat pemerintah mengais-ngais semua potensi pendapatan. Ini jelas tak sejalan dengan kemauan Presiden mendorong dunia usaha berinovasi dan bekerja lebih giat. Alih-alih mendapat insentif, pengusaha kehilangan semangat karena kebijakan perpajakan yang agresif.

Perangsang usaha yang tak kalah penting adalah reformasi perburuhan. Inilah keluhan umum investor dan calon penanam modal yang ingin membangun industri di Indonesia: pasar tenaga kerja sangat tidak fleksibel. Contohnya, tak mudah memberhentikan pekerja, bahkan ketika investasi gagal. Belum lagi susahnya negosiasi upah minimum; masalah rutin yang menghantui setiap tahun. Semua ini menciptakan ketidakpastian; musuh bebuyutan pengusaha yang membuat mereka sulit menyusun rencana.

Daftar masalah ini masih lebih panjang lagi jika kita memasukkan perlunya perbaikan perizinan, kenyamanan dan keamanan berusaha, kemudahan pengadaan lahan, hingga pembaruan infrastruktur dan penurunan biaya logistik. Semua orang setuju dengan Presiden, ini bukan perkara yang bisa beres setahun-dua tahun lewat mantra simsalabim. Namun Presiden harus mewujudkan komitmennya dengan mengeluarkan serangkaian kebijakan yang ujung-ujungnya dapat mengatasi berbagai masalah tadi. Perkara hasil konkretnya baru terasa kemudian, pengusaha pasti dapat memakluminya sepanjang arah kebijakannya benar dan pelaksanaannya konsisten.

Setelah pesta Lebaran usai,Presiden tak punya waktu lagi. Keyakinan bahwapemerintah mampu menyelesaikan masalah ekonomi sudah terlampau tipis. Kepercayaan itu akan musnah jika dalam sepekan-dua pekan ini tak ada sinyal tegas dari Jokowi. l

Kontributor Tempo



KURS Rp per US$
Awal pekan lalu 13.347
13.304
Penutupan
10 Juli 2015

IHSG
Awal pekan lalu 4.917
4.859
Penutupan
10 Juli 2015

INFLASI
Bulan sebelumnya 7,15%
7,3%
Juni 2015 YoY

BI RATE
Bulan sebelumnya 7,5%
7,5%

CADANGAN DEVISA
31 Mei 2015
110,8 miliar US$
Miliar US$ 108,03
30 Juni 2015

PERTUMBUHAN
2014
5,0%

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus