Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Ekonomi

Berita Tempo Plus

Kado Mini buat Si Kecil

Pemerintah menambah alokasi belanja penyelamatan UMKM di masa Covid-19. Belum menjangkau sebagian besar pelaku usaha kecil yang tak terhubung dengan fasilitas pembiayaan formal.

6 Juni 2020 | 00.00 WIB

Pembuatan panci di kawasan Dewi Sartika, Jakarta, 10 Maret 2020. Pemerintah mengebut implementasi restrukturisasi kredit usaha mikro, kecil, dan menengah yang terkena dampak Covid-19./Tempo/Tony Hartawan
Perbesar
Pembuatan panci di kawasan Dewi Sartika, Jakarta, 10 Maret 2020. Pemerintah mengebut implementasi restrukturisasi kredit usaha mikro, kecil, dan menengah yang terkena dampak Covid-19./Tempo/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Ringkasan Berita

  • Banyak UMKM belum merasakan program penyelamatan di masa pandemi Covid-19.

  • Anggaran untuk mendorong program pemulihan bertambah.

  • Restrukturisasi di perbankan bergulir.

TIGA bulan terakhir, Yulita Sirken nyaris tanpa penghasilan. Omzet bisnis makanan oleh-oleh khas Merauke berlabel Adli Food miliknya merosot tajam. Kini, usaha yang ia bangun di Jalan Arafura Buti, Merauke, Papua, itu praktis hanya mengandalkan pemasukan dari pembelian rutin dua anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Merauke. “Ada bapak-ibu Dewan yang setiap bulan membeli produk kami untuk dibagikan ke masyarakat di sekitar sini,” kata perempuan 31 tahun itu kepada Tempo, Rabu, 3 Juni lalu.  

Ketika mendengar adanya kebijakan pelonggaran kredit usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) akhir Maret lalu, Yulita mengajukan permohonan ke salah satu bank di Kota Rusa—julukan Merauke. Namun permohonannya saat itu ditolak dengan alasan kebijakan yang digulirkan Otoritas Jasa Keuangan tersebut belum turun ke daerah. Kini, relaksasi yang telah ia dapatkan tak banyak membantu. Penjualan anjlok, tak dapat lagi mengimbangi biaya pokok Adli Food.

Mulyati mengalami hal serupa. Pemilik Rayyan Woodcraft, usaha furnitur di Brebes, Jawa Tengah, ini telah menerima keringanan pembayaran kredit. Namun bantuan subsidi bunga dari pemerintah terasa tak berarti. “Pemasukan jauh berkurang, sedangkan pengeluaran untuk membayar cicilan tetap ada,” ujarnya. Mulyati sempat berencana meminta pinjaman ke koperasi untuk menyelamatkan bisnis yang ia dirikan tiga tahun lalu itu. Tapi opsi ini batal karena bunganya justru lebih besar.

Di Bandung, Jawa Barat, Pamela Rizki Merdekawati juga mengurungkan niat mengajukan permohonan kredit modal tambahan untuk MRL Label, usaha rumahan produksi tas dan ransel. Dia tak yakin permohonannya bakal dikabulkan bank. “Mempertimbangkan biaya bulanannya juga. Apalagi kondisinya seperti ini,” tuturnya, Kamis, 4 Juni lalu.

Pamela menyatakan tak tahu detail beragam jenis bantuan dari pemerintah selain subsidi bunga kredit usaha rakyat (KUR) yang beredar di media. Kini, dengan pendapatan yang turun lebih dari separuh, MRL Label mengurangi produksi sebanyak 30 persen. “Harga bahan baku juga naik,” ucapnya.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Aisha Shaidra

Bergabung di Tempo sejak April 2013. Menulis gaya hidup dan tokoh untuk Koran Tempo dan Tempo.co. Kini, meliput isu ekonomi dan bisnis di majalah Tempo. Bagian dari tim penulis liputan “Jalan Pedang Dai Kampung” yang meraih penghargaan Anugerah Jurnalistik Adinegoro 2020. Lulusan Sastra Indonesia Universitas Padjadjaran.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus