Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Menhub Dorong Penggunaan Bus Listrik: Baru 81 Unit yang Punya Sertifikat Registrasi Uji Tipe

Budi Karya menyebut saat ini baru ada 81 unit bus listrik yang sudah mengantongi Sertifikat Registrasi Uji Tipe.

16 Mei 2024 | 05.00 WIB

Uji coba layanan BRT Bus Listrik Bandung Raya di area Stasiun Tegalluar, Kabupaten Bandung. (ANTARA/HO-KCIC)
material-symbols:fullscreenPerbesar
Uji coba layanan BRT Bus Listrik Bandung Raya di area Stasiun Tegalluar, Kabupaten Bandung. (ANTARA/HO-KCIC)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perhubungan atau Menhub Budi Karya Sumadi mendorong penggunaan bus listrik yang berteknologi tinggi dan berkelanjutan di Indonesia. Ia menyebut saat ini baru ada 81 unit bus listrik yang sudah mengantongi Sertifikat Registrasi Uji Tipe.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"Pemerintah mendorong perusahaan angkutan umum untuk dapat menyediakan transportasi yang ramah lingkungan," katanya ketika menghadiri pameran Busworld Southeast Asia di Kemayoran, Jakarta, pada Rabu, 15 Mei 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ia memproyeksikan penggunaan bus listrik ini bakal masif dalam beberapa tahun ke depan. Tak menutup kemungkinan nantinya pemerintah akan mewajibkan di sejumlah kota besar untuk mengoperasikan bus berbahan listrik.

Adapun Kemenhub telah menetapkan program dan kebijakan yang relevan guna mendukung penyelenggaraan sistem transportasi berkelanjutan. Salah satunya ialah transportasi berbahan listrik. Kebijakan ini selaras dengan komitmen pemerintah yang menargetkan penggunaan emisi gas rumah kaca turun.

"Kehadiran bus listrik berdampak baik bagi lingkungan. Pasalnya polusi telah menjadi masalah di kota-kota besar," ucapnya. Menurut dia, salah satu solusi untuk menurunkan tingkat polusi lingkungan ialah penggunaan kendaraan listrik.

Ia juga menginstruksikan kepada produsen dan pelaku bisnis di dunia transportasi untuk memerhatikan aspek keselamatan dalam produksi unit bus. "Saya minta fokusnya tidak hanya memproduksi bus berkualitas, tapi juga berkeselamatan," kata dia.

Ia menilai aspek keselamatan jadi bagian penting yang perlu diperhatikan apabila berbicara mengenai trasnportasi. Di sisi lain, Pengamat Transportasi dari Masyarakat Tranportasi Indonesia Djoko Setijowarno mengatakan bahwa kecelakaan bus di Indonesia masih marak terjadi.

Penyebabnya karena kurangnya pengawasan dari pemerintah dan kepolisian menindak perusahaan otobus yang sengaja melanggar aturan. Karena itu, ia meminta supaya Direktorat Keselamatan Transportasi Darat Kemenhub kembali diaktifkan, menyusul dengan pelaksanaan law enforcement untuk bus yang tidak laik jalan dan tidak memiliki izin.

Novali Panji Nugroho

Lulus dari Program Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Muhammadiyah Surakarta. Bergabung dengan Tempo pada September 2023. Kini menulis untuk desk Nasional, mencakup isu seputar politik maupun pertahanan.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus