Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi belum bisa memastikan penurunan jumlah pemudik disebabkan oleh lemahnya daya beli. Menurut dia, perlu pendalaman lebih lanjut untuk mengetahui penyebab berkurangnya jumlah pemudik tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Akan kami evaluasi lagi apa yang menyebabkan penurunan itu. Tapi saya rasa kisaran 4 hingga 5 persen itu bukan sesuatu yang perlu dikaitkan dengan pelemahan daya beli,” kata Dudy di kantor Kemenhub, Sabtu, 12 April 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Menurut dia, turunnya jumlah pemudik disebabkan sejumlah faktor. Salah satunya pilihan masyarakat untuk memilih berlebaran di perantauan.
Dia menilai penurunan jumlah pemudik tersebut juga tidak terlalu signifikan. “Saya rasa dengan penurunan 4 hingga 6 persen, itu tidak signifikan,” katanya.
Meski secara kumulatif menurun, Dudy mengatakan jumlah pemudik yang menggunakan angkutan umum meningkat dibanding tahun lalu. Kemenhub mencatat pemudik yang menggunakan angkutan umum naik dari 25,3 juta menjadi 27,5 penumpang.
Berdasarkan jumlah tersebut, kereta api merupakan moda transportasi dengan jumlah penumpang tertinggi saat periode Lebaran, yaitu 8.293.362 penumpang. Jumlah penumpang terbanyak kedua yaitu moda transportasi air yang mencapai 8.072.613 penumpang. Kemudian disusul dengan moda transportasi udara yang mencapai 5.608.370 penumpang.
Secara persentase, kata Dudy, lonjakan penumpang tertinggi terjadi pada moda transportasi air, yang naik sebesar 21,19 persen. “Adapun untuk kereta api naik sekitar 3,24 persen,” kata Dudy.
Di lain sisi, Dudy mengatakan peningkatan jumlah kendaraan yang melewati jalan tol dari Jakarta juga meningkat. Jumlahnya mencapai 7.095.675 kendaraan atau naik 8,84 persen dibandingkan 2024.
Pilihan Editor: Gema Takbir Menolak Penggusuran di Pulau Rempang