"INI bisnis besar. Kita harus tetap waspada. Setiap waktu kita
bisa dipotong perusahaan lain." Menteri Ristek Prof. Dr. B.J.
Habibie rupanya ingin memperingatkan--setelah Antara baru-baru
ini memberitakan Federal Express Corporation, perusahaan
angkutan terbesar di AS, berniat membeli sebanyak 50 pesawat
jenis CN-235.
CN-235 rencananya memang ingin dibuat di Bandung dan Madrid,
sebagai hasil usaha patungan antara PT Nurtanio dan pihak Cassa
Spanyol. Penandatanganan perusahaan patungan itu, Aircraft
Technology Industry, berlangsung di Madrid. B.J. Habibie
menjabat direktur utama sedang pihak Spanyol menjadi wakilnya.
Ketika Habihie melanjutkan perjalanan ke AS awal bulan puasa
lalu, Federal Express Corporation yang berpusat di Memphis,
Tennessee, dikabarkan sudah menaruh minat untuk membeli dalam
jumlah besar tadi.
Ditemui TEMPO di lapangan udara Halim Perdana Kusumah Minggu
sore lalu, Habibie yang baru kembali dari Bandung itu
membenarkan bahwa FEC "menaruh perhatian" untuk membeli 50
pesawat CN-235 yang masih serba rahasia itu.
Rahasia? "Kami memang belum bersedia mengungkapkan keluar
disain pesawat itu," kata Menteri Habibie, yang hari itu
mengenakan peci hitam dan kacamata hitaun. Doktol lulusan Jerman
itu bersama istrinya baru mengantarkan dua profesor ahli pesawat
terbang dari Jerman Barat meninjau pabrik Nurtanio.
Tak begitu jelas apakah dua ahli dari Jerman itu nantinya akan
membantu membuat pesawat CN-235 yang menurut perkiraan Habibie
bisa berharga US$ 2 sampai US$ 3 juta satunya. "Lebih baik saya
tidak banyak omong dulu. Tapi market untuk pesawat jenis ini
sudah banyak," katanya sambil terus senyum.
Tapi, seperti diakui Habibie, pembicaraan dengan Presiden FEC,
Frederick Smith, haru sampai di situ saja. "Kami masih menunggu
utusan dari FEC yang berjanji akan datang ke Indonesia Desember
nanti," katanya.
Dari pihak FEC sendiri sampai sekarang belum terdengar suara
yang jelas. Ron Anderson, Direktur Penjualan, Pembelian dan
Penyewaan IEC ketika dihubungi pembantu TEMPO di Washington DC
malah menyatakan "tak tahu menahu mengenai adanya rencana
pembelian pesawat Nurtanio itu. Dia menambahkan bahwa
perusahaannya yang memiliki 52 pesawat dari beberapa jenis,
"tidak ada rencana untuk membeli pesawat dari mana pun pada
waktu ini." Kata Anderson pula "Perusahaan kami belum pernah ada
hubungan bisnis macam apapun dengan Indonesia."
Kalangan KBRI di Washington DC ketika dihubungi TEMPO juga
mengatakan kurang begitu tahu mengenai rencana besar itu. Tapi,
menurut sebuah sumber yang mengetahui di Washington, memang
ketika Menteri Ristek Habibie singgah di Memphis, ada
pembicaraan dengan salah seorang pimpinan perusahaan tersebut.
Dalam usia menginjak lima tahun, PT Nurtanio sudah menjual 19
buah pesawat Cassa (CN)-212. Dua dibeli oleh pemerintah
Muangthai dan selebihnya dibeli di dalam negeri, antara lain
oleh PT Merpati Nusantara Airlines. Sedang Heli BO-105 sudah
laku sebanyak 32 buah. Helikopter yang lincah itu kabarnya
banyak disukai oleh para kontraktor minyak asing. Sebuah di
antaranya telah dibeli oleh pabrik rokok kretek Gudang Garam di
Kediri yang tersohor, itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini