Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut ada 10 juta masyarakat kelas atas berbelanja di luar negeri. Padahal, menurut Airlangga, kelompok orang kaya ini bisa berkontribusi dalam mengerek daya beli masyarakat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“10 juta orang, kebanyakan mereka belanja tidak di Indonesia,” kata Airlangga dalam diskusi BNI Investor Daily di Hotel Mulia, Jakarta, pada Rabu, 15 Januari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Airlangga mengatakan pemerintah juga terus mendorong agar daya beli masyarakat melalui berbagai program. Pada 2024, pemerintah menggelar aneka program belanja murah seperti Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas), Program Belanja di Indonesia Aja (BINA), dan Program Every Purchase is Cheap (EPIC) Sale. Dari program yang berlangsung pada 11 hingga 29 Desember 2024 ini, kata Airlangga, sekitar Rp 71 triliun terserap.
“Terserap Rp 71 triliun, naik 15 persen dari tahun lalu,” kata dia. Karena itu, Airlangga mengklaim daya beli masyarakat masih relatif baik.
Mantan Ketua Umum Partai Golkar itu mengatakan tingkat daya beli dan konsumsi masyarakat saat ini juta positif. Hingga kuartal III 2024, konsumsi rumah tangga berada di posisi 4,95 persen. Tak hanya itu, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang dirilis Bank Indonesia (BI) juga menunjukkan tren positif. IKK pada Desember 2024 tercatat sebesar 127,7 atau lebih tinggi dibandingkan dengan indeks pada bulan sebelumnya sebesar 125,9. “Indeks konsumsi masih relatif baik,” kata dia.
Pemerintah, kata Airlangga, akan terus menjaga agar tren positif ini bertahan. Paling tidak, pemerintah menargetkan selama lima hingga enam bulan mendatang masih menunjukkan nilai positif.
Sementara itu, pemerintah juga sedang mengarahkan berbagai program untuk meningkatkan daya beli agar perekonomian terkendali. Sembari itu, Airlangga mengatakan pemerintah akan tetap waspada dengan kemungkinan gejolak yang bakal terjadi.
“Kami tidak imun dengan kemungkinan gejolak ke depan. Dengan situasi sekarang pemerintah berhati-hati,” kata Airlangga.
Selain itu, pemerintah pusat dan daerah juga rutin untuk menjaga inflasi agar tetap terkendali. Setiap sepekan atau satu minggu, pemerintah akan mengontrol kondisi inflasi.
“Kami punya tim inflasi di daerah maupun pusat,” kata dia.