Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mendorong petani di Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk mengasuransikan tanaman padi. Asuransi ini menjadi solusi apabila terjadi bencana serangan hama belalang atau kegagalan panen, petani mendapat santunan kerugian dari dampak bencana tersebut.
"Hama selalu menjadi salah satu hambatan yang dialami pemerintah dalam pengembangan sektor pertanian, sehingga petani di NTT harus membiasakan diri untuk mengansuransikan tanaman prioritas," kata Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo di Kupang, Senin 18 Oktober 2021.
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan hal itu terkait semakin meluasnya serangan hama belakang yang menyerang lahan pertanian milik petani di Pulau Sumba, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Ia mengatakan, serangan hama belalang di Pulau Sumba harus disikapi dengan dua cara yaitu melalui teknologi dan obat-obatan tetapi gerakan rakyat tetap menjadi hal yang utama.
"Artinya hama datang karena petaninya tidak pernah melihat lahan pertaniannya sendiri secara rutin sehingga serangan hama belakang menjadi meluas dengan cepat," kata Syahrul Yasin Limpo.
Menurut dia, dimana saja komoditi-komoditi pertanian yang ditumbuhkan maka sangat penting dilakukan adanya antisipasi terjadinya serangan hama belalang seperti yang terjadi di Pulau Sumba.
Dia mengatakan, pemerintah dan masyarakat untuk tidak harus kalah dalam menghadapi serangan hama belalang dengan melakukan antisipasi agar tanaman-tanaman pertanian yang masih bebas dari serangan hama belalang bisa terselamatkan.
Ia mengatakan, para petani di Provinsi berbasis kepulauan ini perlu mulai membiasakan diri mengasuransikan tanaman pertanian yang bernilai ekonomis guna mengantisipasi apabila terjadi bencana serangan hama maka kerugian yang dialami tidak terlalu besar seperti yang menimpa para petani di Pulau Sumba.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini