Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Menteri Perdagangan Targetkan Ekspor UMKM Tumbuh Hingga 7 Persen di 2025

Menteri Perdagangan Budi Santoso menargetkan eskpor dari usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Indonesia bisa mencapai 7 persen di 2025.

18 Maret 2025 | 07.00 WIB

Menteri Perdagangan Budi Santoso (kanan) meninjau stok dan harga pangan pokok di Pasar Ciracas, Jakarta, 15 Maret 2025. Peninjauan tersebut dalam rangka memastikan kestabilan harga dan ketersedian bahan pangan selama bulan Ramadhan hingga hari raya Idul Fitri. Antara/Bayu Pratama S
Perbesar
Menteri Perdagangan Budi Santoso (kanan) meninjau stok dan harga pangan pokok di Pasar Ciracas, Jakarta, 15 Maret 2025. Peninjauan tersebut dalam rangka memastikan kestabilan harga dan ketersedian bahan pangan selama bulan Ramadhan hingga hari raya Idul Fitri. Antara/Bayu Pratama S

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perdagangan Budi Santoso menargetkan eskpor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Indonesia bisa mencapai 7 persen di 2025. Budi menyadari hal itu sulit tercapai lantaran neraca ekspor tahun lalu berada di angka 2,29 persen. “Tahun lalu ekspornya cuma 2,29. Jadi memang untuk ke tujuh persen tidak mudah. Kecuali kita mau bekerja keras, kita bersama-sama dengan paradigma, dengan cara dan mindset yang berbeda,” kata Budi saat membuka seminar Road To CAEXPO UMKM Bisa Ekspor Ke Cina di Kementerian Perdagangan, Jakarta, Senin, 17 Maret 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut dia, salah satu penyebab produk UMKM Indonesia kurang laku adalah jenis komoditas yang monoton dan tidak adanya konsistensi dalam menjaga kualitas. Budi menuturkan ketidak konsistenan itu disertai tidak adanya ekosistem bisnis yang memaksa para UMKM menjaga kualitas produknya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Bahkan, kata dia, kondisi tersebut membuat bank-bank dalam negeri enggan membantu UMKM memasarkan produknya ke importir asing. “Bank-bank agak ragu-ragu sebenarnya kalau mau ngajak mereka, karena aturannya tidak ada yang memaksa untuk membuat ekosistem bisnisnya menjadi lebih baik,” ujar Budi. 

Budi menjelaskan, untuk mencapai target 7 persen di tahun ini Kemendag menyiapkan sejumlah strategi, salah satunya dengan menggelar pitching ekspor. Pitching ialah memperkenallkan produk UMKM kepada perwakilan Indonesia di 33 negara tujuan. Nantinya, perwakilan tersebut akan mencarikan calon importir. Setelah calon importir terkumpul, tutur Budi, akan dilakukan bussines matching. “Ini penting, karena business matching itu pertemuan antara UMKM dengan buyer. Dan semua itu bisa melalui online,” ujar dia. 

Lebih lanjut, strategi lain yang akan dilakukan Kemendag adalah dengan memperbanyak jenis produk atau komoditas ekspor. Budi juga berencana memperluas jangkauan UMKM yang bisa ekspor dengan membuat peraturan pembatasan eskpor dari per unit usaha. Misalnya, saat Indonesia mendapat kesempatan memasok suatu komoditas ke Cina, maka 10 persennya akan dibagikan ke UMKM berbeda dengan syarat tertentu.

Menurut Budi metode ini dilakukan untuk memperbanyak referensi produk sekaligus menjaga kualitas agar tetap maksimal. “Karena UMKM ini kan banyak kendalannya ya kalau banyak-banyak,” kata dia.

Terakhir, Budi berharap pelaku UMKM lebih aktif menyambut program ini. Dia mengimbau bagi pengusaha yang ingin ekspor tapi belum memahami caranya agar berkonsultasi ke klinik pelatihan dan pendampingan ekspor. “Kadang kan mau ekspor pun ada juga yang enggak tahu caranya seperti apa. Kemudian izin-izinnya seperti apa. Nah ini akan kita lakukan pelatihan dan pendampingan. Kami ada namanya klinik desain di Grogol,” kata dia. “Jadi setiap saat bapak-ibu UMKM ya kalau mau konsultasi silakan. Tidak dikenakan biaya.”

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus