Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat atau PUPR Basuki Hadimuljono menanggapi kritik anggota Badan Pemenangan Nasional atau BPN Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno, Gamal Albinsaid terkait sanitasi dan akses air minum yang bersih. Menurut Gamal, capaian akses sanitasi Indonesia merupakan yang terburuk di 10 negara ASEAN.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Dengan capaian hanya 67,9 persen,” kata Gamal dalam diskusi di Jakarta Timur, Sabtu, 9 Maret 2019. Selain capaian akses sanitasi, Gamal juga menyebut akses air minum yang aman di Indonesia, merupakan yang terburuk kedua di ASEAN. Capaiannya hanya 72 persen atau sedikit saja di atas Kamboja yang 64,8 persen.
Sebagai informasi, persoalan sanitasi dan air minum yang aman ini sebenarnya sudah masuk dalam program kerja 5 tahun Jokowi. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat telah memilik program 100-0-100. Di tahun 2019, kementerian menargetkan Indonesia mencapai 100 persen air minum aman, 0 persen kawasan kumuh, dan 100 persen akses sanitasi.
Saat dikonfirmasi Tempo, Basuki membenarkan data ASEANstats 2018 yang dikutip oleh Gamal tersebut sama dengan hasil evaluasi Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas). Padahal, Kementerian PUPR memiliki target agar kualitas sanitasi dan akses air minum bisa mencapai 100 persen pada akhir 2018.
Kendati masih terpaut jauh, Basuki enggan untuk mengubah target tersebut. "Saya kan bilang di sidang kabinet, pokoknya target gak boleh dirubah. Jadi ada target yang tercapai, ada yang enggak, itulah yang namanya target," kata Basuki saat ditemui usai meninjau proyek mass rapid transit atau MRT di Stasiun Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat, Selasa, 19 Maret 2019.
Walau demikian, kualitas sanitasi dan akses air minum tetap meningkat setiap tahunnya. Dalam lima tahun terakhir, kata Basuki, kenaikannya sudah mencapai lebih dari 10 persen. Basuki mengakui, salah satu kendala mencapai target 100 persen adalah minimnya anggaran.
Wakil Presiden Jusuf Kalla, kata Basuki, memang pernah meminta agar perusahaan seperti PDAM atau Perusahaan Daerah Air Minum bisa mencapai target 10 juta sambungan air minum. Lalu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pun juga memiliki target untuk meningkatkan kualitas dan ketersediaan air minum hingga 10 tahun ke depan.
Tapi, masalah ada pada anggaran yang kurang namun kebutuhan yang mencapai ratusan triliun untuk merealisasikannya. Selain anggaran, target air minum 100 persen juga belum tercapai karena angka kebocoran air di PDAM hingga 30 persen. "Jadi ini masih cukup tinggi," kata Basuki.
Baca berita tentang Prabowo lainnya di Tempo.co.