Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Menyihir Nyonya Menteng

Lembaga konsumen mengadakan seminar tentang perlindungan konsumen mencakup promosi barang yang berlebihan, batas waktu tahan suatu produk (makanan dan minuman) dan mutu barang dibawah standar. (eb)

13 Desember 1975 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BISA dimengerti bila setiap acara iklan di tivi ditutup dengan kalimat: "teliti sebelum membeli" atau "pilih yang baik". Tidak jarang iklan yang kini kian merangsang mata para pirsawan itu - terutama kaum ibu dan anak-anak - lama-lama jadi seperti terbius dibuatnya. Hingga pemeo lama "pembeli adalah raja" sudah terbalik. Sebab sesungguhnya pembeli itu sudah seperti didikte oleh si produsen atau pengusaha liwat aneka reklame yang menggiurkan. Begitulah, seorang bocah yang beherapa kali melihat iklan minuman Ovaltine di tivi pada suatu malam berkata: "Bu, beli dong yang itu, biar goyang-goyang di perut....". Iklan itu menunjukkan bahwa siapa saja yang meminumnya, akan merasakan adanya silinder bubuk ovaltine yang bergerak-gerak naik turun di dalam perut. Siasat merangsang para pembeli macam itu antara lain dikemukakan dalam seminar tentang perlindungan konsumen di hotel Sahid Jaya Jakarta, dua pekan silam. Namun yang agaknya belum disinggung dalam seminar yang disponsori oleh Lembaga Konsumen itu adalah cara-cara menjual barang liwat para pemuda ganteng dan wanita cantik. Para penjual yang tentunya berpakaian necis menarik itu tidak segan menetuk pintu rumah pada jam-jam kerja. Tentu yang dituju adalah sang ibu rumah-tangga yang baru saja menerima gaji suami. "Dan yang paling jadi sasaran adalah nyonya-nyonya "kelas Mentenlg", kata Permadi SH. Menurut Sekretaris Lembaga Konsumen itu, tidak jarang para nyonya itu tergiur dengan obrolan manis para penjual. Tapi kemudian baru sadar bahwa yang dibeli itu jatuhnya keliwat mahal. Gadis Bandung Maka tak heran bila seorang nyonya di Kebayoran dan 2 orang nyonya lain yang tinggal di bilangan Tanah Abang pada suatu hari telah datang mengadu ke Lembaga Konsumem Kabarnya tiga nyonya itu merasa tertipu karena membeli satu set panci - dengan janji akan diberi sendok, garpu dan pisau - seharga Rp 300.000. Angka sebanyak itu baru diketahui setelah sang suami menghitung-hitung harga panci yang boleh dibayar cicil selama 12 bulan. Maka setelah membandingkan dengan harga kontan untuk satu set panci dari merek yang sama (Rena Ware), mata sang suami jadi terbelalak. Ternyata harganya tidak lebih dari Rp 38.000 satu set, sekalipun tanpa janji diberi sendok garpu plus pisau. Apa sebabnya sampai para nyonya - yang mungkin kebanyakan duit itu-jadi sampai demikian terkecoh? Sekalipun yang datang itu tak memiliki ilmu sulap atau sihir. Tapi "tersihirnya" kaum ibu itu konon karena para penjaja itu sebelumnya sudah diajari ilmu jiwa. Seminar Lembaga Konsumen ini juga dilengkapi dengan pameran dari barang-barang yang karena beberapa hal dinyatakan sebagai tidak. memenuhi syarat untuk dipakai oleh manusia. Seperti di sebuah pojok terlihat beberapa bungkus susu Ultra (itu susu dalam bungkus kartun yang katanya "tahan lama"). "Masyarakat agak ragu dengan susu ini" kata Permadi. "Pembeli tak dapat membaca dengan jelas sampai kapan susu itu masih bisa diminum secara sehat. Namun akhir-akhir ini oleh pabriknya sudah dicantumkan angka-angka kode, sekalipun tak disebut dengan jelas masa berlakunya atau bisa diminum hingga tanggal berapa". Begitu pula dengan rokok, daya tahan lamanya pun berbeda-beda. Yang dibungkus dengan karton bisa tahan hingga 6 bulan tapi yang dibungkus dengan kertas yang lebih tipis dari karton cuma 3 bulan. Yang diharapkan adalah: kejujuran produsen untuk mencantumkan dengan jelas batas waktu tahannya (expired-date) dari barang yang dibuatnya. Selain itu ada juga terjadi penyalahgunaan obat akibat adanya petunjuk yang ada di bungkus. Sebagai contoh, itu kapsul Super-Heporin, obat khusus untuk wanita yang terlambat datang bulan. Karena di bungkusnya tertulis 'orang hamil dilarang minum', konon ada kaum remaja puteri Bandung menggunakannya untuk obat menggugurkan kandungan. Ringsek Lebih jauh Seminar juga membicarakan obat-obat kosmetik yang katanya dibuat khusus untuk daerah tropis. Menurut dr. Ko King Toen, anggota Panitia Hygiene Kosmetika dan Alat Kesehatan R.I: "pengertian tropicalized ini lebih condong kepada nilai promosi daripada mutu sebenarnya". Lebih jauh dokter ini dengan tegas menyebutkan, "tidak ada satu bahanpun yang diciptakan untuk satu iklim tertentu. Dan hingga saat ini dokter ini belum pernah menemukan adanya literatur yang menyinggung soal pembuatan kosmetik yang khusus untuk daerah tropis. Masih menyangkut soal mutu barang, Permadi menambahkan: "dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Lembaga Konsumen dapat diketahui bahwa hampir semua mobil hasil assembling Indonesia mutunya jauh di bawah mutu yang dibuat di negeri asalnya. "Toyota Corolla body-nya cepat menjadi kropos dan truk Colt praktis ringsek setelah mengalami tubrukan sekali saja", katanya. Konon itulah yang disebut mutu yang khas Indonesia. Tapi sayangnya pula, konsumen Indonesia harus membayar lk Rp 4 juta untuk mobil yang kurang mutunya itu, pada hal dengan jumlah uang yang sama (Ik. US $ 10.000), seorang pembeli di luar negeri bisa membeli mobil yang jauh lebih baik. Ada pula penyakit lain pada diri produsen. Barang contoh yang disampaikan kepada pemerintah ataupun yang di pamerkan di ruang pameran selalu dengan mutu standar. Tapi yang dijual di pasar justru jauh lebih buruk dari yang dites oleh pemerintah. Sebagai contoh adalah itu asbes gelombang buatan Pulogadung yang ternyata cepat pecah setelah diinjak orang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus