INDUSTRI bumbu masak, yang selalu menimbulkan dampak lingkungan yang tak sedap, sudah ditinggalkan Jepang dan Korea Selatan. Namun, Indonesia tampaknya tidak keberatan menampung dampak itu. Maka, masuklah PT Cheil Samsung ke Indonesia dengan mengajak Astra Group. Maret lalu pabrik PT Cheil Samsung Astra di Pasuruan (Jawa Timur) resmi beroperasi, menyusul pabrik Miwon, Ajinomoto, dan Sasa. Seakan takut ketinggalan, PT Sasa Inti meningkatkan kapasitas produksinya dua kali lipat. Kedua pabriknya yang berlokasi di Gending (Probolinggo) dan Rungkut (Surabaya) -berkapasitas 25.000 ton -kini akan ditingkatkan kapasitasnya menjadi 50.000 ton. Manajer Umum PT Sasa Inti, D. Sitolang, sebagaimana dikutip harian Jawa Pos, mengatakan bahwa perusahaan ini telah menyiapkan dana Rp 60 milyar, antara lain untuk membeli mesin dari Jerman dan Jepang. Mesin-mesin berkapasitas 25.000 ton itu akan dipasang di Gending. Menurut Sitolang, para pesaing Sasa pasti mengikuti jejaknya. Apalagi pasar di AS dan Jepang kini kekurangan suplai bumbu masak. Sementara itu, pasar di Indonesia masih mampu menyerap bumbu penyedap lebih banyak, kendati harganya lebih mahal. Catatlah ini, harga ekspor sekitar Rp 2,4 juta per ton, sedangkan harga lokal Rp 3 juta per ton.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini