Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Minyak Buat Tomcat

Pertamina mensuplai bahan bakar untuk pesawat-pesawat militer as. kerosin jenis jp-4 & jp-5 untuk pesawat tempur di pangkalan-pangkalan militer as di kawasan pasifik. harganya lebih mahal dari avtur.

28 Januari 1989 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

INI Pertamina sudah semakin pandai melirik pasar. Sejak harga minyak mentah mudah gonjang-ganjing BUMN terbesar ini mulai berpikir untuk meraup nilai tambah dari minyak yang dihasilkan Indonesia. Kelima unit kilang minyak Pertamina -- di Pangkalan Brandan, Dumai dan Sungai Pakning, Plaju dan Sungai Gerong, Balik papan, serta Cilacap -- kini diupayakan untuk lebih produktif dan efisien. Kilang di Cilacap dan Dumai, misalnya, kini bahkan sudah berhasil memproduksi bahan bakar jet jenis JP-4 dan JP-5. Kedua, produk baru, JP-4 dan JP-5 ini, membuat Menteri Pertambangan dan Energi Ginandjar Kartasasmita tersenyum bangga. Seusai menghadap Presiden Soeharto, Sabtu pekan lalu, Ginandjar mengungkapkan, mulai awal Februari mendatang dari Kilang Cilacap akan diekspor minyak "kerosin khusus", untuk pesawat tempur di pangkalan-pangkalan militer AS di kawasan Pasifik. "Kerosin khusus" yang dimaksudnya, tak lain dan tak bukan adalah JP-4 dan JP-5 itu, yang cocok untuk pesawat tempur, antara lain, jenis F-14 Tomcat, F-15 Eagle, dan F-16 Falcon. Semula kilang di Cilacap itu memproduksi gas, LPG, avtur, nafta, premium, kerosin, dan solar. Eskperimen memproduksi JP-4 dan JP-5 itu dilakukan pada Juli tahun silam, setelah Pertamina bersama perusahaan afiliasinya, Permindo, mendaftarkan diri dalam tender internasional yang diselenggarakan oleh Defence Fuel Supply Centre (DFSC) -- sebuah badan yang bernaung di bawah Departemen Pertahanan AS. "Setelah kita tahu DFSC selalu membuka tender untuk suplai bahan bakar pesawat-pesawat militer AS, kita memberi tahu bahwa kita mau ikut tender. Melalui penjajakan dan pengiriman tim ke AS, akhirnya kita bisa menang," begitu penuturan Direktur Pengolahan Pertamina Dr. Tabrani Ismail kepada TEMPO, Jumat pekan lalu, di kantornya. Menurut sebuah sumber TEMPO, tender internasional ini antara lain diikuti oleh perusahaan-perusahaan minyak terkemuka dari Kuwait, Mobil Oil, Shell, dan sebagainya. "Konon Mobil Oil sempat kesal karena yang menang kok Pertamina," katanya. Dinyatakan menang tender DFSC pada bulan Desember tahun kemarin, Pertamina berhak untuk menuplai JP-4 sebanyak 30.000 barel setiap bulan selama 12 bulan. Untuk JP-5 yang diproduksi di Dumai dengan bahan baku minyak Minas, DFSC sepakat membeli sebanyak 300.000 barel bisa diangkut dalam beberapa pengapalan. "Harga JP-4 dan JP-5 ini tergantung dari harga pasaran untuk penyerahan di Singapura (Singapore Posting)," kata Kepala Divisi BBM Pertamina G. Atihuta kepada TEMPO. Ia memberi ancar-ancar harga FOB untuk JP-4 akan berkisar US$ 21 per barel, dan JP-5 sekitar US$ 27 per barel. "Yang pasti, harganya selalu lebih tinggi dari avtur," tambahnya. Pada pengapalan pertama JP-4 dari Cilacap, rencananya awal Februari ini, Pertamina akan menyelenggarakan upacara cil-kecilan di pelabuhan yang menghadap ke "Laut Selatan" itu. "Tujuannya Honolulu," tutur Tabrani. Honolulu adalah salah satu pangkalan militer AS di kawasan Pasifik. Lainnya, tersebar di Pantai Barat Amerika, Jepang (Okinawa), Korea Selatan, Guam, serta Filipina (Subic dan Clark). Sebagai produsen minyak terpenting di kawasan Asia-Pasifik, tentu, Indonesia merupakan pertimbangan utama bagi DFSC sejauh yang menyangkut jaminan kontinuitas suplai BBM ke pangkalan-pangkalan militernya. "Mereka sangat mempertimbangkan faktor keamanan," ungkap Tabrani. Tapi pembelian JP-4 dan JP-5 oleh DFSC ini tak ada hubungannya dengan offset atas pembelian pesawat tempur F-16 oleh Indonesia. "Ini sama sekali bisnis murni, "tambah Tabrani. Bachtiar Abdullah

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus