DIAM-diam Hasyim Djojohadikusumo, 33 tahun, melihat pasar baru bagi pesawat terbang buatan Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN). Putra Ekonom Sumitro Djojohadikusumo, yang beberapa tahun lalu mengekspor sejumlah pesawat buatan IPTN ke Muangthai dan Malaysia, lewat PT Prima Comixindo Trading (PCT), awal November lalu menjajaki pemasaran ke Fiji. Mengapa Fiji? Negara di kawasan Samudra Pasifik, yang berpenduduk sekitar 700.000 jiwa itu, kata Hasyim, negeri yang potensial untuk pemasaran pesawat terbang. Fiji, yang terdiri dari 300 pulau, memerlukan pesawat terbang untuk angkutan cepat. Bahkan, "Angkatan bersenjata Fiji belum mempunyai sebuah pesawat terbang pun," ujar Hasyim kepada TEMPO sekembali dari Fiji, pekan lalu. Selain itu, Fiji, yang selama ini mengimpor segala macam keperluan dari Australia, ternyata sebagian dari barang yang mereka beli itu adalah hasil produksi Indonesia. Barang-barang itu, antara lain bahan bakar minyak tekstil, pakaian jadi, teh, sampai minyak goreng. Tahun lalu, impor Fiji dari Australia tercatat sekitar A$ 00 juta. "Kalau kita bisa merebutnya, lumayan," kata Hasyim. Apalagi, saat ini, hubungan ekonomi Fiji dengan Australia sedikit "terganggu". Karena Australia tak mengakui penguasa baru, Kolonel Sitiveni Rabuka, yang melakukan kudeta baru-baru ini. Dan, kebetulan pula Hasyim mengenal sejumlah pejabat Fiji secara prlbadi. Tak heran kalau Rabuka dan Perdana Menteri Sir Ratu Kamise Mara menyambut rombongan Hasyim -- sejumlah pengusaha dan pejabat dari IPTN, PT PAL, Bulog, dan Garuda Indonesia -- dengan tangan terbuka. Dan kunjungan itu telah menghasilkan memorandum of understanding, yang antara lain menyebutkan Fiji akan membeli pesawat buatan IPTN. Selain itu, Fiji menyatakan akan mengimpor bahan bakar, tekstil, dan beberapa barang jadi lainnya -- termasuk mobil. "Di sana bahkan sudah ada dua contoh Toyota Kijang, yang dikirim dari Nagoya. Harganya tentu lebih mahal bila dibandingkan dikirim dari Jakarta," kata Hasyim. Karena itu, ia mendesak bos PT Astra Internasional, William Soeryadjaya, beradu balap dengan Toyota Jepang masuk ke Fiji. Untuk memperlancar hubungan dagang dengan Indonesia, Fiji merencanakan membuka jalur pelayaran lewat Papua Nugini. "Mereka serius. Bahkan Sir Mara menyatakan penyesalan, karena sudah 17 tahun sebagai perdana menteri, tak pernah berhubungan dengan Indonesia," kata Hasyim. M.W., Bachtiar Abdullah (Jakarta)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini