Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Perdagangan
Bitung Jadi Kawasan Ekonomi
PEMERINTAH akan menjadikan Bitung sebagai kawasan ekonomi khusus (KEK) pada Mei mendatang. Pemerintah beralasan posisi geografinya yang strategis menjadikan kota di Sulawesi Utara itu sangat menjanjikan sebagai pintu gerbang perdagangan Indonesia. "Terutama perdagangan dengan negara-negara Asia Timur, Australia, dan Amerika," kata Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi di Jakarta pekan lalu.
Wakil Gubernur Sulawesi Utara Djouhari Kansil optimistis pertumbuhan ekonomi daerahnya akan terdongkrak setelah Bitung menjadi kawasan ekonomi khusus. "Kami harapkan pertumbuhan daerah regional bruto Sulawesi Utara pada 2015 mencapai Rp 50 triliun," ujarnya.
Pembentukan kawasan ekonomi khusus bertujuan menciptakan lingkungan kondusif bagi investasi dan perdagangan. Sebelum Bitung, baru ada dua kawasan berstatus sama, yaitu Sei Mangke di Sumatera Utara dan Tanjung Lesung di Banten.
Perbankan
Bunga Kredit Tetap Tinggi
GUBERNUR Bank Indonesia Darmin Nasution menyoroti tingkat suku bunga deposito perbankan nasional yang masih di atas angka inflasi. Menurut Darmin, di Asia Tenggara semua bunga deposito selalu lebih rendah daripada inflasi. Tapi di Indonesia bunga deposito justru di atas indeks harga konsumen. "Kita ini pengecualian di Asia Tenggara, bahkan di dunia," katanya di Jakarta pekan lalu.
Darmin menjelaskan, di Filipina, dengan inflasi 5,5 persen, suku bunga deposito berada di kisaran 3,5-4 persen. Sedangkan di Malaysia dan Thailand, dengan inflasi 4-4,5 persen, suku bunga depositonya 2,5-3 persen. Sebaliknya di Indonesia, dengan inflasi 5-6, bunga deposito masih di atas 6 persen. Tingginya suku bunga deposito itu jadi salah satu penyebab suku bunga dasar kredit masih tinggi.
Sampai saat ini bunga kredit memang tak turun signifikan meski bunga acuan BI sudah turun menjadi 5,75 persen dan bunga Sertifikat Bank Indonesia sekitar 6 persen. Bunga kredit di Indonesia masih 9-13 persen per tahun. Penyebab lain masih tingginya bunga kredit tak lain "rakusnya" perbankan meraup laba. "Laba bank yang meningkat menunjukkan upaya menurunkan biaya dana (seperti deposito) masih belum ditransmisikan pada penurunan bunga kredit," ujar Darmin.
Pekan lalu, sejumlah bank melaporkan perolehan labanya. Laba BRI 2011, misalnya, naik dari Rp 11,47 triliun menjadi Rp 15,08 triliun. Laba Bank BTN 2011 naik 22,7 persen menjadi Rp 1,1 triliun, dan laba BNI naik 42 persen menjadi Rp 5,81 triliun.
Pasar Modal
Berlian Laju Tanker Gagal Bayar
PT Berlian Laju Tanker Tbk menyatakan gagal bayar (default) atas enam surat utangnya, termasuk anak-anak usahanya, senilai US$ 44,1 juta dan Rp 17,5 miliar. "Perseroan saat ini masih bekerja sama dengan penasihat keuangan dan akan terus memberikan perkembangan terkini atas restrukturisasi utang," demikian pernyataan di Bursa Efek Indonesia, Selasa pekan lalu.
Keenam instrumen utang pokok dan bunga yang tak terbayar antara lain obligasi konversi bergaransi milik dua anak usaha perseroan, di antaranya BLT Finance BV senilai US$ 36,6 juta dan BLT Internasional Corporation US$ 7,5 juta, yang jatuh tempo pada 9 Februari lalu. Kemudian bunga dari obligasi Berlian Laju Tanker IV tahun 2009 seri B sebesar Rp 5,8 miliar dan seri C sebesar Rp 7,7 miliar.
Otoritas Bursa Efek Indonesia juga telah menghentikan sementara perdagangan saham perusahaan yang berkode BLTA itu sejak 25 Januari lalu hingga waktu yang belum ditentukan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo