Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Momen

6 Februari 2012 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kelistrikan
April, Tarif Listrik Naik

PEMERINTAH berencana menaikkan tarif dasar listrik pada 1 April mendatang. Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengatakan kenaikan tarif maksimal 10 persen. "Di bawah 10 persen juga mungkin saja," ujarnya di Jakarta, Selasa pekan lalu.

Pemerintah dan Komisi Energi Dewan Perwakilan Rakyat, kata dia, sedang menggodok skema kenaikan tarif setrum tersebut. Pembahasan kenaikan tarif mengacu pada kesepakatan saat menyusun Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2012. Tarif listrik dinaikkan lantaran subsidi listrik diturunkan menjadi Rp 45 triliun. Tahun lalu subsidi listrik lewat PT PLN mencapai Rp 65,6 triliun.

Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Widjajono Partowidagdo mengatakan subsidi tarif listrik hanya untuk masyarakat tak mampu, yakni golongan pelanggan listrik 450-900 volt ampere (VA). Pemerintah masih memberi subsidi untuk pelanggan 900 VA dengan pemakaian rata-rata kurang dari 60 kilowatt-jam. Pemakaian lebih dari angka tersebut akan dikenai kenaikan tarif nonsubsidi.

Korporasi
Bisnis Properti Jasa Marga

PT Jasa Marga Tbk melirik bisnis properti sebagai penunjang pendapatan selain dari pengoperasian jalan tol. Badan usaha milik negara ini tak bisa lagi hanya mengandalkan pemasukan dari jalan tol. "Pertumbuhan pemasukan dari lalu lintas tol sekarang sudah berkurang jauh," kata Direktur Utama Jasa Marga yang baru terpilih, Adi­tyawarman, seusai rapat umum pemegang saham luar biasa di Jakarta, Senin pekan lalu.

Dia memaparkan tahun lalu pertumbuhan pendapatan operasional tol hanya sekitar 4,3 persen. Pendapatan itu jauh lebih rendah dibanding beberapa periode sebelumnya yang sekitar 10 persen. "Tak sebanding dengan biaya yang harus dikeluarkan perusahaan," ujarnya.

Saat ini Jasa Marga sedang membebaskan lahan 50 ribu hektare untuk membangun kota mandiri di Jawa Timur. Pembangunan bisa dimulai tahun ini bila pembebasan lahan berjalan lancar. Di sekitar Jakarta, kata Adityawarman, Jasa Marga juga berencana menjadikan area peristirahatan tol Cipularang kilometer 88 sebagai tempat rekreasi pendidikan.

Perbankan
Divestasi Lanjutan Bank Mutiara

SETELAH gagal menjual PT Bank Mutiara pada tahun lalu, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mencoba kembali menjual bank yang dulu bernama Bank Century itu kepada investor dari Eropa, Timur Tengah, Asia Timur, dan Asia Tenggara. "Kami segera melakukan roadshow," ujar Kepala Eksekutif LPS Firdaus Djaelani di Jakarta, Kamis pekan lalu.

LPS, kata Firdaus, akan menggandeng Danareksa Sekuritas sebagai penasihat penjualan untuk melego Mutiara. Penjajakan tidak hanya menyasar investor asing tetapi juga investor dalam negeri. "Kami mengundang pengusaha besar." LPS tetap menawarkan harga bank ini Rp 6,7 triliun. Harga ini sesuai dengan jumlah dana talangan yang digelontorkan kepada Century pada November 2008.

Ketua Dewan Komisioner LPS C. Heru Budiargo mengatakan, calon peminat Bank Mutiara belum mencapai 10 investor. "Tapi lebih dari lima," tuturnya. Tahun lalu, LPS menawarkan Mutiara kepada calon investor. Namun investor menarik diri lantaran harga Rp 6,7 triliun dinilai terlalu mahal.

Investasi
Tachril Beli Blue River

PERUSAHAAN milik keluarga Tachril dari Indonesia dikabarkan telah membeli 50 persen saham pabrik susu domba Blue River di Southland, wilayah selatan Selandia Baru.

Direktur Perusahaan Blue River Keith Neylon menyebutkan, dana hasil pembelian pabrik susu tersebut akan dipersiapkan untuk meningkatkan kinerja perusahaan, termasuk buat ekspansi. "Dengan keberhasilan kami di Cina, investasi ini memungkinkan kami ekspansi ke Asia Tenggara, seperti Indonesia, Malaysia, dan Filipina," kata Neylon, seperti dilansir stuff.co.nz di Selandia Baru, Kamis pekan lalu.

Overseas Investment merilis dana investasi akan digunakan untuk mengkomersialkan perusahaan Grup Blue River. Menurut Neylon, keluarga Tachril akan memanfaatkan jaringan bisnisnya di Indonesia dan Asia Tenggara untuk mengembangkan bisnis susu Blue River. Saat ini Blue River sudah mengekspor susu domba dalam bentuk keju, susu bubuk keju, dan es krim ke Australia, Timur Tengah, Cina, serta Amerika Serikat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus