Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Mulai 31 Agustus 2024, Saudi Airlines Buka Penerbangan Langsung Kualanamu - Jeddah - Madinah

Mulai 31 Agustus nanti, Saudi Airlines membuka penerbangan langsung pulang-pergi rute Kualanamu - Jeddah - Madinah, empat kali dalam sepekan.

2 Agustus 2024 | 11.12 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Saudi Arabian Airlines. REUTERS/Mohamed Abd El Ghany

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Mulai 31 Agustus nanti, Saudi Airlines membuka penerbangan langsung pulang-pergi rute Kualanamu - Jeddah - Madinah, empat kali dalam sepekan. Ini adalah langkah memperluas hubungan Kerajaan Arab Saudi melayani berbagai segmen tamu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Manager Saudia Airlines Indonesia, Singapura, Australia Faisal Alallah mengatakan, Saudia Airlines sudah bertemu dengan pejabat di Kualanamu Internasional Airport (KNIA) untuk mengatur operasi, persiapan platform layanan agar berkontribusi pada kelancaran arus lalu lintas di bandara dan mempercepat prosedur.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Saudia Airlines juga baru saja menandatangani perjanjian dengan perusahaan operasional Bandara Talba untuk memperluas operasi, meningkatkan transportasi serta layanan untuk peziarah, pengunjung Masjid Nabawi dan situs bersejarah Islam lainnya. Berkontribusi mencapai tujuan Saudi Vision 2030 dengan memfasilitasi 30 juta peziarah pada 2030.

"Kami ingin meningkatkan pangsa pasar, tidak hanya sektor haji dan umrah. Indonesia adalah salah satu pasar perjalanan Islam yang paling diminati," kata Faisal.

Sales Eksekutif Indonesia Saudi Airlines Abdulrahman S Lahmadi menambahkan, Saudi Airlines menyiapkan berbagai tawaran menarik dan program spesial untuk para travel agen. Dia menyebut, jaringan Saudia Airlines cukup luas, tidak hanya ke Saudi Arabia, juga ke negara-negara sekitar, seperti Timur Tengah, Eropa, Afrika, dan Amerika. 

"Kami menyediakan insentif untuk para travel agen umrah sehingga semakin banyak jemaah atau penumpang yang diberangkatkan, semakin banyak yang mereka dapat," kata Abdulrahman.

Selanjutnya: Kepala Otoritas Bandara Wilayah 2 Medan Sokhib Al Rokhman mengungkapkan....

Kepala Otoritas Bandara Wilayah 2 Medan Sokhib Al Rokhman mengungkapkan, di luar penerbangan haji, Saudi Airlines sudah beroperasi secara reguler sejak 2014 sampai 2020. Begitu wabah virus Covid-19 melanda, maskapai milik Kerajaan Arab Saudi ini henti operasi. 

Sebelum Saudi Airlines, mulai Januari sampai Juni 2024, Qatar Airways melayani rute penerbangan komersial Doha-Kualanamu. Kenapa tidak lanjut sampai sekarang? Karena masyarakat Sumatera Utara dinilai kurang menyukai penerbangan transit, terutama jemaah umroh.

"Kemarin Qatar, dari Kualanamu transit Doha, dari Doha ke Jeddah, ke Madinah. Nanti pulangnya lewat Doha lagi karena bukan negara yang dalam perjanjian bilateral," kata Sokhib, Kamis, 1 Agustus 2024.

Menurut Sokhib, rute Indonesia dan Saudi Arabia hanya milik Indonesia dan Arab Saudi sehingga yang bisa melakukan penerbangan langsung hanya maskapai Indonesia dan Arab Saudi saja. Kalau ada maskapai di luar dua negara ini, wajib hukumnya kembali ke negaranya dulu. Ini yang merepotkan masyarakat, terutama jemaah umrah.

"Jemaah umrah kita kalau pulang banyak bawa oleh-oleh, lolos dari Saudi, begitu transit di Doha kena filter lagi, mereka gak mau. Jemaah umroh biasanya dari yayasan, dari mulut ke mulut, begitu kecewa disampaikan ke saudaranya, ke temannya yang mau umrah. Saudi maupun kemarin Citilink melakukan penerbangan langsung, itu salah satu rekomendasi kami sehingga animo masyarakat bisa tercapai," ungkap Sokhib.

Saudi Airlines memiliki 120-an destinasi di seluruh dunia, ini menguntungkan mahasiswa Indonesia, khususnya Sumut dan sekitarnya yang bersekolah di Mesir, misalnya. Mereka bisa terbang dari Bandara Kualanamu langsung ke Jeddah untuk transit, kemudian lanjut ke Mesir, Maroko atau Tunisia. 

Selanjutnya: Sokhib berharap maskapai ini melakukan hal yang sama....

Sokhib berharap maskapai ini melakukan hal yang sama, memboyong warga negaranya melancong ke Danau Toba, menikmati aneka kuliner dan keragaman budaya yang unik.

"Kami juga menuntut Saudi bawa penumpang warga negara Arab ke Medan berlibur dan berbisnis di sini," ucapnya.

Sokhib mengaku sudah menyampaikan ke Saudi Airlines untuk meningkatkan kerja sama dengan pemerintah provinsi dan kabupaten untuk meningkatkan kerja sama di sektor pariwisata dan perdagangan atau perekonomian. Kalau bicara logistik, menurut Sokhib, paket dari Saudi Arabia ke Indonesia luar biasa banyak, begitu juga sebaliknya. Riyadh, Jeddah, Makkah, Madinah adalah kota yang banyak dihuni warga negara Indonesia. 

"Transaksi devisanya lumayan karena banyak transfer. Saya pikir yang harus dikembangkan oleh Saudi Arabia Airlines bukan hanya fokus di jemaah umroh, juga fokus meningkatkan connectivity dua negara, terutama wilayah Medan," katanya lagi.

Sokhib kembali mengungkap tipikal jemaah umrah yang kebanyakan maunya terima beres, semua keperluan dan kebutuhan ditanggulangi yayasan atau agen travel. Meminta Saudi Airlines belajar dari kesalahan Qatar Airways yang memberlakukan pembelian tiket secara mandiri dan online. Tidak merangkul asosiasi haji dan umroh.

"Masyarakat kita itu maunya terima beres mulai keluar rumah sampai kembali, gak harus mikir. Qatar kemarin kurang menggandeng travel dan asosiasi penyelenggara haji dan umrah. Hasil diskusi kami dengan Angkasa Pura, Saudi Arabia gandeng asosiasi penyelenggara haji dan umrah wilayah Sumatera Utara, Aceh dan mungkin Riau. Ini yang kita lakukan sebagai salah satu strategi," tuntasnya.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus