Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Mumpung Pasaran Lagi Kencang

Pasaran minyak dunia berkurang karena ketidak pastian politik di Iran & putusnya hubungan diplomatik Arab saudi-mesir. dalam sebulan harga minyak indonesia sudah naik lagi sesuai pasaran internasional. (eb)

5 Mei 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PARA pembeli di Jepang dan Pantai Barat AS kabarnya tak terkejut ketika menerima kawat dari Pertamina yang singkatnya berisi harga ekspor minyak Indonesia naik lagi per 1 Mei ini. Tanpa terdengar protes, kedua langganan terbesar minyak Indonesia itu setuju saja untuk membuat kontrak baru. Padahal baru sebulan lalu, per 1 April, mereka harus menambah $1,75 untuk memperoleh satu barrel minyak jenis Minas, yang dipakai sebagai patokan harga itu. Ketika itu minyak jenis Minas naik dengan 12,58%, dari $13,90 menjadi $15,65 per barrelnya. Sedang kenaikan rata-rata untuk 17 jenis minyak Indonesia mencapai 12,98%. Kenaikan yang sekarang memang tak banyak. Cuma 3,2% atau $0,50 untuk sebarrel jenis Minas. Atau pukul rata untuk semua jenis minyak naik 4,04%. Sebab beberapa jenis seperti Attaka, Bekapai dan Badak, serta jenis North Sumatra Crude atau Katapa, naik dengan 1 dollar. Tapi orang di luaran toh ingin tahu mengapa hanya dalam waktu sebulan harga ekspor minyak sudah dinaikkan lagi? Dari Menteri Pertambangan dan Enerji Subroto sampai akhir pekan lalu belum keluar keterangan yang menjelaskan duduknya soal. Pertamina hanya mengeluarkan edaran harga baru atas permintaan pers, pekan lalu. Tapi sebuah sumber di Migas menjelaskan bahwa keputusan kenaikan harga 1 April itu ternyata dianggap agak rendah. "Jadi mesti dikatrol lagi," katanya. Beberapa kontraktor asing di Jakarta setuju dengan anggapan begitu. Harga mlnyak di pasaran internasional memang makin menjadi-jadi, sekalipun produksi di Iran dikabarkan sudah mencapai 3,6 juta barrel sehari. Adalah soal dalam negeri Iran yang masih belum menentu itu yang membuat para pembeli di mana pun kini lebih berjaga-jaga siapa tahu produksi macet lagi di sana. Alhasil, spekulasi harga memang masih terjadi dalam pasaran tunai (spot market), sekalipun tak sehebat sebelum keputusan sidang istimewa di Jenewa. Dalam sidang yang amat menentukan itu, akhir Maret lalu, diputuskan bahwa di atas harga baru yang berlaku sejak awal April itu, OPEC dibolehkan meminta harga ekstra (surcharge) antara $0,55 sampai $4 untuk setiap barrel. Maksudnya tak lain agar spekulasi di pasaran spot itu bisa diatasi. Sebegitu jauh harga tambahan itu memang dimanfaatkan oleh berbagai produsen minyak. Para pembeli di Jepang dan Eropa banyak yang bersedia membayar tambahan $1,20 per barrel di atas harga kontrak. Tapi British Petroleum (BP), salah satu dari tujuh maskapai minyak terbesar di dunia, baru-baru ini dikabarkan sudah berani membayar harga ekstra sebanyak $1,80 per barrel. Kalau benar demikian, maka BP yang berpusat di London itu masih bisa menyisihkan laba sekalipun membeli dengan harga tinggi. Salah satu yang membuat BP seberani itu barangkali adalah persediaan minyak yang makin langka. Kalangan minyak asing di Jakarta mencatat pasaran dunia kini berkurang dengan sekitar 2 juta barrel setiap harinya. Dan diduga kekurangan itu akan terus bertambah, terutama karena ketidak-pastian politik yang masih mencekam negeri Iran. Hasan Nazib, orang pertama di National Iran Oil Co. baru-baru ini sudah memberitahukan kepada para pembelinya di Jepang, seperti perusahaan raksasa Mitsui, bahwa negerinya untuk sementara baru bisa mengekspor 2% juta harrel sehari. Tadinya, sewaktu di zaman Shah, dari sekitar 6 juta barrel produksi sehari, sekitar 60% atau 3,6 juta barrel sehari -- yakni sebanyak produki yang sekarang -- yang diekspor Iran. Kekurangan produksi itulah yang membuat OPEC tak sepenuhnya berfungsi sebagai sang penentu harga. Sebaliknya ke-13 anggota negara pengekspor minyak itu kini lebih suka untuk menyerahkan harga pada keadaan pasar. Indonesia sendiri dalam kontrak yang dibuat per 1 Mei ini, ada menyebutkan bahwa dalam tahun ini ada kemungkinan harga minyaknya akan dinaikkan lagi, tergantung dari jumlah persediaan dan kebutuhan minyak dunia. Diplomasi Pangeran Feisal Anggota seperti Nigeria, yang punya kwalitas kurang lebih seperti Indonesia, malah sudah memasang harga lebih tinggi. Sejak 1 April lalu Nigeria dan Libia sudah menaikkan salah satu jenis minyaknya yang sekwalitas Attaka menjadi $18,10 per barrel, tadinya $15,75 per barrel. Attaka yang sejenis dengan Bekapai dan Badak 1 Mei ini naik menjadi $18 per barrel. Tadinya per 1 Januari dijual $14,95, lalu naik menjadi $17 per barrel pada 1 April. Lalu bagaimana dengan Arab Saudi? Untuk jenis Arabian Light Crude yang dipakai OPEC sebagai patokan (marker crude), Arab Saudi sampai akhir pekan lalu memang belum merubah-ubah harganya yang berlaku sejak 1 Januari lalu: $14,55 per barrel. Tapi untuk jenis yang bernama Berry dan Murban, sudah dinaikkan oleh Arab Saudi masing-masing dengan $1,14 dan $1,80 per barrel. Belakangan ini ada selentingan bahwa negeri minyak yang setiap hari menyedot 8,5 juta barrel itu juga akan menaikkan marker crude yang menjadi patokan OPEC itu. Putusnya hubunan diplomatik antara Arab Saudi dengan Mesir, dan makin tampilnya Pangeran Feisal, putera sulung Almarhum Raja Feisal yang tidak pro Amerika, memperkuat dugaan itu. Tak heran kalau di Jakarta ada yang beranggapan harga jenis Minas yang kini $16,15 per barrel itu masih rendah. Seorang pejabat minyak di lingkungan Pertambangan memperkirakan minyak Minas Indonesia mestinya naik sampai 16,77 per barrel. Tapi setelah memainkan kalkulator mininya, pejabat itu berkata "Kalau $16,50 per barrel cincay."

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus