Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Mengejar Porsi Asia

Untuk asrama haji di Mekah & Medina, Arab Saudi buka tender. Indonesia berusaha meraihnya dengan membentuk konsorsium nasional (ICCI) disponsori Menteri P.U Irak juga membentuk hubungan dagang langsung. (eb)

5 Mei 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SETELAH mengunjungi Arab Saudi Menteri Pekerjaan Umum Purnomosidi tampaknya tak sabar lagi meningkatkan ekspor jasa konstruksi Indonesia ke sana. Ia mensponsori terbentuknya konsorsium nasional. PT Indonesian Consortium of Construction Indonesia (ICCl) dengan modal Rp 15 milyar terbagi dalam 1.500 saham yang harus dibeli para kontraktor. Untuk meraih proyek besar di Timur Tengah "kita tak bisa setengah-setengah tapi harus bersatu kuat dan besar." Itu diucapkannya dihadapan sekitar 50 orang kontraktor dan Ikatan Konsultan Indonesia (IKINDO) dalam jamuan makan siang di Hotel Hilton Jakarta, pekan lalu. Tahun ini di Mekah dan Medina akan dibangun proyek perumahan, asrama-asrama penampungan jemaah haji senilai $1,2 milyar. Dan dengan ICCI Indonesia beusaha merebutnya. Bentuk konsorsium ini pernah diusulkan Asosiasi Kontraktor Indonesia (AKI) sejak setahun lalu, dengan mengambil contoh Korea Selatan. Untuk operasinya di Timur Tengah, terutama Arab Saudi, Korea Selatan mempunyai Korean Overseas Construction Company (KOCC), didukung pemerintahnya. Model ini kemudian diikuti Filipina. Yang tahun lalu berhasil membangun sistem saluran air di Mekah sebagai subkontraktor senilai $ 127 juta. "Untuk tidak ketinggalan konsorsium nasional ini harus segera dibentuk," kata Sekjen AKI Santoso Sutrisno. Semua anggota AKI yang beroperasi di Timur Tengah mendukung ICCI, bahkan diusulkan H. Eddy Kowara, Ketua AKI menjadi Dir-Ut. Seperti dikatakan Menteri Purnomosidi melalui ICCI ini pemerintah akan membina kontraktor dalam negeri. Dewasa ini 22 kontraktor nasional beroperasi di Arab Saudi. Meskipun ICCI sudah ada tapi untuk proyek-proyek kecil sampai $30 juta dapat langsung ditangani oleh masing-masing kontraktor. Bagi proyek senilai $30 juta -- $250 juta ditangani oleh konsorsium antar kontraktor, yang kini 5 buah beroperasi di Arab Saudi. Masing-masing terdiri konsorsium Pembangunan Jaya, Tehnik Umum & Associate, Waskita Group, Mercu Buana Group dan Elnusa Group. Sampai sekarang proyek tertinggi yang ditangani kontraktor Indonesia baru mencapai $ 160 juta dengan tenaga kerja sekitar 13.000 orang. Jika proyek di Mekah dan Medina berhasil direbut diperkirakan akan menyerap tenaga 30.000 orang. Dan pihak AKI tampaknya yakin bila pemerintah Indonesia mendukung sepenuhnya ICCI proyek itu akan diraih Indonesia. "Suksesnya Korea Selatan di Arab Saudi karena Menterinya turun langsung membicarakannya dengan Kerajaan Arab Saudi," kata seorang kontraktor. Tapi tampaknya dalam merebut proyek di tanah Al-Harram itu memerlukan gerak cepat. Selesai pertemuan antara AKI-IKINDO dengan Menteri Purnomosidi, Udaya Hadibroto, Dir-Ut Elnusa terbang ke Jeddah membawa surat tentang terbentuknya konsorsium tersebut. Melihat anggaran pembangunan Arab Saudi memang menggiurkan para kontraktor. Anggaran Repelita Arab Saudi bcrjumlah $140 milyar. Untuk tahun 1979 ini berarti $ 28 milyar. Dari jumlah ini $ 10 milyar jatuh ke tangan AS, $ 10 milyar ke Eropa dan $ 4 milyar Korea Selatan. Sisanya yang $ 4 milyar lagi disediakan untuk negara Asia yang penduduknya banyak beragama Islam. Dari porsi Asia inilah Indonesia mengharapkan dapat mengisinya $ 1,2 milyar itu. Untuk Pelita Arab Saudi," kita mentargetkan dapat meraih $ 2,5 milyar," kata Purnomosidi. Pamaran di Baghdad Banyak yang di tuju Indonesia dalam mendorong para kontraktor bekerja di Arab Saudi. "Kita bisa mengembangkan ekspor bahan bangunan," kata Dr. Zainul Yasni yang juga hadir dalam jamuan siang itu. Ia lalu menyodorkan data-data ekspor yang sekarang ini baru dalam taraf permulaan. Dari Januari-April lalu Indonesia telah mengekspor besi beton sebanyak 40.000 ton untuk Timur Tengah. Dari jumlah itu 90% untuk Arab Saudi dan 10% ke Kuwait. 5000 ton lagi dari izin ekspor besi beton segera dikapalkan. Juga 9.200 ton semen tiga roda telah diekspor langsung menuju Damman (Arab Saudi) dengan kapal berbendera Indonesia Gesuri Lloyd. Tapi menurut ir. Sugiarto, pejabat biro bahan bangunan dan barang konsumsi Tim Koordinator Ekspor ke Timur Tengah, "setelah adanya kenaikan HET Semen, produsen cenderung menjual semennya di dalam negeri." Dan sebagian ekspor besi beton itu masih dilakukan pihak ketiga. Sebagai tindak lanjut kunjungan Wakil Presiden Adam Malik ke Irak, Oktober nanti Indonesia akan mengadakan pameran di Baghdad, ibukota Irak. "Pemerintah Irak telah membuka pintu untuk hubungan dagang langsung," kata H. Noer Amin, Ketua III Kadin yang ikut Wapres Adam Malik ke Irak dan Turki baru-baru ini. "Kini tergantung kepada kita memanfaatkan kesempatan itu." Irak merupakan negara yang baik bagi pasaran kelapa sawit, teh, plywood, rempah-rempah dan cabe. Tapi Irak hanya mau berhubungan dengan negara yang tak punya hubungan dengan Israel. Dengan didapatnya pasaran Irak menurut Noer Amin akan memudahkan Indonesia memasuki pasaran Suriah. Sampai kini Irak adalah pasaran terbesar kelapa sawit Indonesia untuk kawasan Timur Tengah dengan devisa $35 juta, disusul teh $11 juta Sedang impor sebesar $346 ribu meliputi 90% dari total impor.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus