Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank Mandiri Syariah mencatat laba bersih sebesar Rp1,43 triliun per Desember 2020, atau naik 12,51 persen dibandingkan dengan periode tahun sebelumnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selain membukukan kenaikan laba bersih, Mandiri Syariah juga mencatat kinerja positif secara keseluruhan dengan pertumbuhan aset, pembiayaan dan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang signifikan dengan kualitas pembiayaan yang tetap terjaga.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Alhamdulilah, kami bersyukur atas semua pencapaian positif sepanjang 2020. Tentunya kami berterimakasih kepada stakeholders, terutama nasabah, serta seluruh pihak yang telah mendukung dan memberi kepercayaan kepada Mandiri Syariah,” kata Direktur Utama Mandiri Syariah Hery Gunardi, seperti dikutip dari bisnis.com, Sabtu 30 Januari 2021.
Direktur Finance, Strategy and Treasury Mandiri Syariah Ade Cahyo Nugroho mengatakan bahwa secara keseluruhan, raihan laba bersih Mandiri Syariah pada 2020 ditopang oleh pertumbuhan pembiayaan dan membaiknya rasio pendanaan murah yang dikelola perusahaan.
Pembiayaan Mandiri Syariah tahun lalu tumbuh 10,43 persen secara tahunan, dari Rp75,54 triliun menjadi Rp83,43 triliun. Kemudian, DPK kelolaan Mandiri Syariah naik 12,80 persen yoy, dari Rp99,81 triliun menjadi Rp112,58 triliun.
Pembiayaan Mandiri Syariah yang tumbuh positif didorong oleh kontribusi kenaikan pembiayaan segmen retail sebesar 18,41 persen yoy menjadi Rp53,24 triliun.
Kinerja positif pembiayaan segmen retail ini didukung produk layanan berbasis emas (cicil emas dan gadai emas) yang naik 32,23 persen yoy menjadi Rp3,94 triliun dan pembiayaan konsumer (pembiayaan mitraguna, pembiayaan pensiunan, pembiayaan kepemilikan kendaraan dan rumah) yang naik 29,13 persen menjadi Rp39 triliun sepanjang 2020. Adapun untuk segmen corporate banking naik 4,83 persen yoy menjadi Rp23,43 triliun.
Terkait kualitas pembiayaan, Mandiri Syariah mampu mengimbangi pertumbuhan pembiayaan yang solid sepanjang 2020 dengan rasio pembiayaan bermasalah (NPF) yang terjaga, di mana NPF Netto tercatat 0,72 persen, dan NPF gross sebesar 2,51 persen.
Dalam hal pendanaan, kinerja positif terjadi karena ditopang oleh pertumbuhan dana tabungan hingga 18,73 persen menjadi Rp47,25 triliun. Angka tersebut lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan tabungan secara nasional yang berkisar di angka 15,65 persen pada Oktober 2020.
Sepanjang 2020 tercatat sebanyak 241.278 nasabah yang membuka rekening dari gawai.
Konsistensi Mandiri Syariah dalam melakukan inovasi produk layanan berbasis teknologi juga membuahkan hasil dengan adanya kenaikan transaksi di layanan digital Mandiri Syariah, terutama Mandiri Syariah Mobile (MSM) sepanjang 2020 yang naik 82,25 persen yoy dengan nilai transaksi mencapai Rp50,26 triliun.
Pencapaian tersebut menjadikan pendapatan margin dan bagi hasil bersih perusahaan sepanjang 2020 tumbuh 11,02 persen secara tahunan menjadi Rp5,87 triliun.
Sepanjang 2020 Mandiri Syariah juga mencatatkan penghimpunan zakat, sedekah, wakaf dan infak sebesar Rp151,7 miliar, dengan jumlah penyaluran sebesar Rp147, 5 miliar melalui program Pemberdayaan Desa Bina Sejahtera Mandiri (BSM), pembangunan masjid Mandiri Syariah Cipali, program BSM Mengalirkan Berkah (BMB), Islamic Sociopreneur Development Program (ISDP), ATM Beras, Bank Wakaf Mikro (BWM), dan program lainnya.
Hery juga menyebut catatan positif sepanjang 2020 akan menjadi modal penting bagi Mandiri Syariah untuk bersama-sama dengan dua bank syariah milik Himbara untuk berkembang bersama di dalam satu entitas baru yang akan dibentuk, yaitu PT Bank Syariah Indonesia.