SEORANG pengemudi taksi kuning yang mangkal di pelabuhan udara
Halim Perdanakusuma malam Minggu lalu mengumpat kesal, "Silan,
sudah nunggu tiga jam, pesawat belum juga nongol." Sopir
President Taxi itu memang biasa menunggu sampai demikian lama,
sebelum menarik penumpang yang turun dari pesawat. Tapi kalau
sampai ada yang terlambat pulang ke pangkalan taksi, dia kontan
akan didenda. "Ada pemilik taksi yang mengenakan denda sampai
seribu rupiah, bila terlambat satu jam," kata S. Ginting, 43,
pengemudi dan salah seorang komisaris dari Kokar President Taxi.
Tapi yang membuat hati pengemudi itu agak gundah adalah naiknya
tarif taksi seak 1 November lalu, yang diputuskan lewat SK
Gubernur DKI. Tidak seberapa besar: tarif awal yang tadinya Rp
360 kini menjadi Rp 400. Sedang per satu kilometer selanjutnya
naik dari Rp 160 menjadi Rp 190.
Bagi para pemilik taksi, kenaikan itu sedikit banyak menghibur
juga, karena sudah mereka perjuangkan sejak naiknya bensin
premium dari Rp 240 menjadi 320 per liter, awal Januari lalu
Tapi setelah tarif dinaikkan, tiba giliran para pengemudi yang
tarik suara "Terus terang kaml keberatan kalau kenaikan tarif
itu akan diikuti dengan kenaikan setoran," kata Ginting pula.
Berbeda dengan taksi Blue Bird, yang setiap kali keluar dari
pool sudah penuh bensinnya, pengemudi President Taxi harus
mengisi sendiri bensinnya, biasanya Rp 10.000. Setoran, selama
16 jam lalu lalang di jalan, rata-rata Rp 15.000. Sedang untuk
makan, beberapa pengemudi mengaku mengeluarkan Rp 3.000 sehari.
Sementara itu, pengemudi kini merasa surit mengumpulkan uang Rp
28.000 sehari, karena penumpang agak susut setelah kenaikan
tarif. Itu pula yang agaknya membuat delapan pengemudi dan
pemilik President Taxi datang ke DPR pekan lalu, menyatakan
keberatan arena tarif naik.
Unjuk perasaan itu rupanya kurang berkenan di hati para pengurus
President Taxi. "Kami tidak bertanggung jawab terhadap mereka
yang mengatasnamakan President Taxi, dengan protes ke DPR," kata
direktur keuangan PT President Taxi, M.N. Simatupang. "Dua di
antara delapan orang itu tak lagi tercantum sebagai anggota kami
secara sah."
Kericuhan kecil memang hanya terjadi di President Taxi, yang
memiliki sekitar 6.400 mobil, dengan jumlah pengemudi sebanyak
11.150. Sedang delapan perusahaan taksi lain, seperti PT Blue
Bird, tampak tenang-tenang saja. Seluruh taksi yang beroperasi
di Jakarta berjumlah rsekitar 800.
Bagaimana nasib delapan orang yang datang ke DPR itu belum lagi
diketahui. Tapi jumlah setoran President Taxi sampai awal pekan
ini belum ikut-ikutan naik, sesuai dengan imbauan pemerintah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini