Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Indonesia nicht, malaysia ja?

Investor jerman barat enggan masuk indonesia, peraturan dan iklim dianggap sebagai penghalang. dalam kunjungan kanselir helmut kohl baru-baru ini (november 1983), tidak ada pembicaraan tentang masalah tersebut.(eb)

12 November 1983 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KANSELIR Jerman Barat, Helmut Kohl, kelihatan bersemangat berbicara soal penempatan peluru kendali Amerika Serikat, Cruise dan Pershing II di Eropa Barat. Tapi tiba-tiba ia kelihatan agak lesu ketika harus mengutarakan penanaman modal Jerman di sini. "Hal ini telah kami bicarakan panjang lebar," kata Kohl dalam konperensi pers sebelum mengakhiri kunjungan dua hari di sini minggu lalu. "Tapi, tidak ada perjanjian atau komitmen yang tegas mengenai hal itu." Kohl kelihatan enggan menyinggung masalah investasi mengingat investasi pengusaha Jerman yang sudah direalisasikan di sini sejak 1976 cuma DM 220 juta (US$ 82 juta). Atau hanya 1,8% dari US$ 4.468 juta realisasi PMA. Bidang yang diminati pengusaha Jerman pun sangat terbatas, yaitu industri farmasi dan kimia, logam dan mesin, serta elektronik. "Sudah jadi tradisi, pengusaha Jerman Barat kurang menyukai menanamkan modal di bidang pertambangan, perkebunan, atau barang konsumsi di negara yang jauh letaknya," kata Jurge Willecke, ketua Ekonid (Perkumpulan Ekonomi Indonesia-Jerman). Para pengusaha itu enggan datang ke sini, kata ketua BKPM Suhartoyo, mungkin karena persoalan dalam negeri mereka. "Saya heran, kok mereka tidak mehhat pasaran yang besar di sini," katanya. Ia menunjuk contoh keberhasilan BASF yang merajai pasaran pita kaset di Indonesia. "Bahkan ia bisa mengalahkan produksi Jepang," katanya. Suhartoyo menunjukkan bahwa jumlah investasi ari Jerman yang dlsetu)ui selama ini hanya mencapai US$ 295 juta. Atau menduduki urutan ke-6, di bawah Hong Kong. Tapi, para penanam modal dari Jerman itu bisa unggul, terutama di bidang industri farmasi dan kimia, serta logam dan mesin. Contoh perusahaan farmasi dan kimia yang merajai pasaran di sini, antara lain, Bayer AG, Hoechst Aktiengeselschaft, E. Merck AG, Nattermann International dan Schering AG. Dari 138 industri kimia dan farmasi yang beroperasi di Indonesia, Jerman memiliki 12 perusahaan yang tergolong beken. Di samping itu, Jerman memiliki 20 perusahaan logam dan mesin terkemuka dari 145 investor di sini. Yang cukup menonjol: Kabel und Metalwerke Gutchoff, Nungshutte AG, Ferrostaal AG, Kloeckner Humboldt-Deutz AG, dan Manesman Handel AG. Sedang investasi di bidang elektronika sebanyak empat buah, antara lain AEG Telefunken dan Siemens Aktiengeselckaft. Hal-hal yang masih dianggap sebagai penghalang mengalirnya investasi Jerman Barat ialah soal peraturan dan iklim yang belum nyamah. "Misalnya soal pengalihan saham 51 persen kepada partner nasional setelah 10 tahun," kata P. Simanjuntak, direktur keuangan PT Schering Indonesia. Hal ini akan merisaukan perusahaan besar yang sudah punya nama di berbagai negara. Terutama bila partner Indonesia itu tidak becus mengurus manajemen perusahaan. "Akibatnya, nama yang besar itu akan jatuh pula," kata Simanjuntak dari pabrik Schering, yang telah menanamkan modal US$ 3 juta di Indonesia. Karena iklim investasi yang belum pasti, peraturan belum mantap, dan prosedur perizinan berliku-liku, banyak calon investor berbelok ke Singapura atau Malaysia sebelum sampai ke Indonesia. "Kedua negara itu telah mempunyai peraturan yang mantap," kata Willecke. Kecuali itu, di kedua negara tadi "prospek pemasarannya terjamin," katanya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus