Kedamaian di mana-mana memang akan membawa berkah. Itulah yang dialami Indonesia berkaitan dengan pergantian presiden dari Abdurrahman Wahid kepada Megawati Sukarnoputri yang berlangsung damai. Melihat hal itu, lembaga pemeringkat internasional, Standard & Poor's (S&P), menaikkan peringkat prospek (outlook) utang Indonesia dari negatif pada Mei lalu menjadi stabil. Artinya, kondisi Indonesia dipandang akan tidak banyak berubah sehingga peringkat utang Indonesia diperkirakan juga tidak akan turun. Dalam penjelasannya, perbaikan peringkat ini dilakukan karena Indonesia berhasil menghilangkan ketidakpastian jangka menengah dan menciptakan tatanan baru pemerintahan yang berpandangan jauh ke depan.
Setelah pengumuman pada Senin pekan lalu ini, rupiah langsung menguat 300 poin dari Rp 9.925/10.000 per dolar AS menjadi Rp 9.625/9.700. Ini merupakan berkah kedua karena pada pekan sebelumnya rupiah menguat setelah Megawati terpilih menjadi presiden. Hal ini menunjukkan bahwa pasar mulai "kembali" ke Indonesia. Menurut S&P, jika Megawati mampu mengatasi berbagai masalah, di antaranya pembentukan kabinet yang kredibel, anggaran, dan independensi BI, kepercayaan investor akan pulih, rupiah menguat, dan penjualan aset negara akan lancar. Tapi agaknya semua bergantung pada pekan depan, ketika susunan kabinet diumumkan. Pada saat itulah, reaksi pasar akan bisa dilihat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini