BANK Umum Koperasi Indonesia (Bukopin) muncul sebagai bank kedua yang go public, sesudah Panin Bank. Sabtu lalu Bukopin diizinkan mencari modal di bursa efek, dengan obligasi berjangka waktu 5 tahun, bunga 19,25% per tahun. Para penjamin emisinya -- PT Merincorp, PT IFI, PT IPFC, dan Bapindo -- optimistis bahwa obligasi bernilai Rp 30 milyar itu akan terjual habis. Menurut Dirut Merincorp Djoko Wibowo, kini ada 104 Yayasan Dana Pensiun yang menyimpan uang dalam bentuk obligasi. Buktinya, obligasi Bapindo bernilai Rp 50 milyar habis terjual pekan silam, malah kelebihan pesanan Rp 2,5 milyar. "Bapindo hanya memberikan bunga 18,75%, sedangkan Bukopin 19,25%," kata Djoko. Dirut Bukopin Muhammad Nazif menyatakan, terjun ke pasar modal itu sebagai usaha diversifikasi. Dia memperkuat keterangan Menteri Koperasi Bustanil Arifin, yang menegaskan bahwa Bukopin tidak hanya bergerak di kalangan koperasi. Dari total kredit Rp 526 milyar yang diberikan bank itu pada akhir 1988, ternyata hanya 38,8% untuk koperasi, 4% untuk pengusaha kecil, selebihnya disalurkan bagi perusahaan umum.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini