Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

OJK Ungkap Modus Penipuan Online Gunakan Fake BTS, Apakah itu?

OJK mengungkapkan modus penipuan online yang semakin marak, yaitu penggunaan fake BTS. Berikut penjelasan fake BTS.

15 Maret 2025 | 18.56 WIB

Waspada! Berikut ini deretan file APK penipuan yang sering kali dikirimkan ke nomor WhatsApp pada 2024. Jangan klik link sembarangan. Foto: Canva
Perbesar
Waspada! Berikut ini deretan file APK penipuan yang sering kali dikirimkan ke nomor WhatsApp pada 2024. Jangan klik link sembarangan. Foto: Canva

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) baru-baru ini mengungkapkan modus penipuan online yang semakin marak, yaitu penggunaan fake Base Transceiver Station (BTS) untuk menyebarkan pesan singkat penipuan. Modus ini memungkinkan pelaku bisa mengirim SMS ke banyak orang tanpa melalui operator resmi, sehingga sulit dilacak.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Tanpa melewati jaringan resmi, sehingga upaya ilegal ini sulit dilacak oleh pihak operator,” kata Menteri Komunikasi dan Digital (Komdigi), Meutya Hafid dalam keterangan resminya, Selasa, 11 Maret 2025. Meutya menilai, pelaku kejahatan fake BTS adalah pelaku yang terorganisir dan kerap melakukan penipuan lainnya seperti penyebaran informasi ilegal dan judi online.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Apa itu Fake BTS

Disitat dari Antara, fake BTS perangkat ilegal yang meniru menara BTS resmi milik operator telekomunikasi. Melalui teknologi ini, pelaku kejahatan dapat mengirimkan SMS ke banyak nomor di sekitarnya tanpa melalui jaringan operator resmi. Hal ini membuatnya sulit dilacak dan memberikan keleluasaan kepada penipu untuk menyebarkan informasi palsu.

Modus penipuan fake BTS bekerja dengan cara pelaku memancarkan sinyal seolah-olah sebagai BTS operator resmi, sehingga dapat mengirimkan SMS secara massal ke ponsel di sekitarnya tanpa terdeteksi oleh sistem operator. Dalam SMS tersebut, para penipu menawarkan hadiah palsu dan meminta data pribadi korban yang nantinya akan digunakan untuk mengakses keuangan korban tersebut.

Cara Kerja Fake BTS

Proses kerja fake BTS cukup sederhana tetapi sangat berbahaya:

1. Pemancaran Sinyal

Pelaku mengaktifkan perangkat fake BTS di lokasi tertentu, yang kemudian memancarkan sinyal menyerupai BTS resmi. Ponsel yang berada dalam jangkauan akan secara otomatis terhubung ke jaringan palsu ini.

2. Pengiriman SMS Penipuan

Setelah terhubung, pelaku mencegat kode OTP yang dikirim oleh bank atau layanan digital resmi tetapi sebenarnya bukan sebelum meneruskannya ke pengguna. Ini memungkinkan pelaku dapat mengakses akun korban.

3. Mengedit Isi SMS

Pesan yang dikirim dapat diubah oleh pelaku sehingga bisa dikirimkannya ke korban, misalnya mengganti nomor tujuan transfer dalam SMS banking.

4. Man in the Middle

Modus fake BTS memungkinkan pelaku bertindak sebagai penghubung antara korban dan layanan perbankan atau digital. Korban percaya bahwa mereka sedang berinteraksi dengan layanan resmi, padahal semua informasi yang mereka berikan dikuasai oleh pelaku.

Selain itu, perangkat fake BTS juga mampu mengirimkan pesan SMS secara massal tanpa melalui jaringan operator seluler, sehingga pesan-pesan penipuan ini sulit untuk dilacak dan sering kali berhasil melewati sistem keamanan yang diterapkan oleh operator.

Dampak dari Penipuan Menggunakan Fake BTS

Modus ini tidak hanya merugikan individu tetapi juga menciptakan ketidakpercayaan terhadap sistem perbankan. Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan OJK, Friderica Widyasari Dewi, menjelaskan untuk mencegah semakin banyaknya korban, Frederica atau yang akrab disapa Kiki mengatakan sektor perbankan berencana untuk meminimalkan penggunaan SMS sebagai medium pemberitahuan kepada nasabah.

“Mereka akan meminimalkan penggunaan SMS dalam memberikan notifikasi atau informasi bank kepada nasabah,” ujar Kiki saat media briefing di Jakarta, Selasa, 11 Maret 2025 yang dilansir dari Antara.

Selain itu, menurut informasi dari perbankan, lanjut Kiki, bahwa salah satu penyebab terjadinya penipuan tersebut karena masih adanya penggunaan service jaringan 2G pada dua provider. Sementara itu, provider lainnya menetapkan opsi bagi pengguna untuk menonaktifkan jaringan 2G.

“Namun demikian, jaringan tersebut tidak dapat serta-merta dihapus karena masih ada daerah yang bisanya itu baru 2G. (Jaringan) 2G dapat digunakan untuk kondisi darurat dan perangkat handphone masyarakat yang belum memadai,” kata Kiki.

Langkah Pencegahan Penipuan Fake BTS

Untuk melindungi diri dari penipuan online yang memanfaatkan fake BTS, ada beberapa langkah yang dapat diambil:

- Hindari SMS yang Mencurigakan
 Jika Anda menerima pesan yang menawarkan hadiah atau meminta informasi pribadi, sebaiknya abaikan dan jangan membalasnya.

- Jangan Klik Tautan dari SMS yang Tidak Dikenal
 Tautan dalam pesan tersebut bisa mengarahkan Anda ke situs berbahaya yang berpotensi mencuri data pribadi atau menginstal malware di perangkat Anda.

- Manfaatkan Fitur Pemblokiran SMS di Ponsel
 Beberapa ponsel dilengkapi dengan fitur untuk memblokir pesan dari nomor yang tidak dikenal atau mencurigakan.

- Aktifkan Keamanan Tambahan pada Rekening Bank
 Gunakan fitur keamanan seperti verifikasi dua langkah atau kode OTP untuk menjaga keamanan data keuangan Anda dari penyalahgunaan.

- Laporkan SMS Penipuan kepada Pihak Berwenang
 Jika Anda menerima SMS yang mencurigakan, segera laporkan kepada operator seluler atau Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) agar tindakan lebih lanjut dapat diambil.

Dede Leni Mardianti berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus