Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Pabrik Lotte Chemical Indonesia Senilai Rp 63 Triliun di Cilegon Bakal Beroperasi per Maret 2025

Proses produksi dari pabrik Lotte Chemical itu diharapkan bisa dimulai pada Maret 2025.

11 September 2024 | 14.07 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Menteri Investasi atau Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani dan Presiden Direktur PT Lotte Chemical Indonesia, Yim Dong Hee, meninjau dari jauh kawasan pembangunan Gedung C3 Splitter (menara di belakang) di kawasan industri petrokimia PT Lotte, di Kota Cilegon, Banten, Rabu, 11 September 2024. C3 Splitter akan berfungsi memisahkan produk propylene dengan propana. TEMPO/Ihsan Reliubun

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Investasi sekaligus Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani optimistis pembangunan kawasan industri petrokimia hilir atau LOTTE Chemical Indonesia New Ethylene Project (LINE Project) yang dibangun PT Lotte Chemical Indonesia di Kota Cilegon, Banten, bakal segera rampung.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Saat ini progres pembangunan kawasan industri itu sudah mencapai 97,8 persen. "Sudah hampir final," kata Rosan yang didampingi Direktur PT Lotte Chemical Indonesia, Yim Dong Hee, di Gedung Admin Lotte, pada Rabu, 11 September 2024. Dia juga berterima kasih kepada pemerintah daerah karena pembangunan ini berjalan lancar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dengan begitu, proses produksi dari pabrik Lotte Chemical itu diharapkan bisa dimulai pada Maret 2025. Berikutnya, hasil produksi petrokimia dari pabrik itu bisa mulai diekspor per Mei 2025. Adapun sejumlah negara tujuan ekspor produk tersebut adalah Malaysia, Thailand, dan India.

"Seperti kita ketahui industri ini sangat penting untuk pembangunan industrialisasi di Indonesia ya tentunya," kata Rosan, seusai mengunjungi sejumlah titik pembangunan di kawasan industri.

Sebelumnya, diberitakan bahwa pembangunan kawasan industri tersebut adalah realisasi investasi dari Korea Selatan. Proyek ini dibangun dengan investasi senilai US$ 3,9 miliar atau setara Rp 63 triliun.

Dalam rencana awal, Presiden Jokowi sebelumnya menyatakan pabrik petrokimia itu akan menghasilkan sekitar 17 produk. Mulai dari ethylene, polypropylene, benzene dan lainnya. Sejumlah produk tersebut akan digunakan untuk substitusi impor dan ekspor.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus