Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Pengelola Pabrik Diminta Mitigasi Pencemaran Udara Jakarta

Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq mengumpulkan pengelola pabrik di kawasan industri Jabodetabek. Mitigasi pencemaran udara Jakarta.

10 April 2025 | 15.57 WIB

Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq ditemui usai berdiskusi dengan pelaku usaha di 48 kawasan industri ihwal mitigasi pencemaran udara di wilayah Jabodetabek saat kemarau, di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, 10 April 2025. TEMPO/Nandito Putra.
Perbesar
Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq ditemui usai berdiskusi dengan pelaku usaha di 48 kawasan industri ihwal mitigasi pencemaran udara di wilayah Jabodetabek saat kemarau, di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, 10 April 2025. TEMPO/Nandito Putra.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq mengumpulkan sejumlah pengelola pabrik di 48 kawasan industri seluruh Jabodetabek. Pertemuan tersebut membahas mitigasi pencemaran udara di wilayah Jakarta dan sekitarnya saat musim kemarau.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Hanif mengatakan kualitas udara di Jakarta dipastikan memburuk seiring masuknya musim kemarau. Dia mengatakan buruknya kualitas udara tersebut disebabkan karena masifnya pabrik di sekitar wilayah Jakarta.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Kalau musim kemarau, maka kualitas udara Jabodetabek menjadi hal yang harus kita pertaruhkan bersama,” kata Hanif dalam pemaparannya di ruang pertemuan Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Kamis, 10 April 2025.

Menurut dia, pelaku industri berkontribusi besar atas pencemaran udara di Jabodetabek. Pasalnya sebagian besar pabrik di melepaskan gas buang dari boiler atau ketel uap.

Selain melepaskan gas buang dari boiler, Hanif menyebut sebagian besar pabrik di kawasan industri masih bergantung kepada energi batu bara. Menurut dia, penggunaan energi fosil makin memperburuk kualitas udara di Jakarta. 

“Beberapa skenario telah kami siapkan untuk menekan buangan gas boiler dan mengurangi energi batu bara untuk industri. Yang paling penting mengontrol gas buangan di pabrik-pabrik,” ujarnya.

Selain itu, pemerintah saat ini sedang  mengkaji skema operasional tata kelola perusahaan ramah lingkungan di wilayah aglomerasi. Salah satunya yaitu penggunaan bahan bakar gas yang dinilai lebih rendah emisi.

“Gas buang yang ideal tentu penggunaan dengan bahan bakar gas. Kami sudah mencoba diskusi dengan Direktur Gas Nusantara bagaimana agar jaringan gas itu sampai di kawasan industri-kawasan industri di Jabodetabek,” ujar dia.

Nandito Putra

Lulus dari jurusan Hukum Tata Negara UIN Imam Bonjol Padang pada 2022. Bergabung dengan Tempo sejak pertengahan 2024. Kini menulis untuk desk hukum dan kriminal. Anggota Aliansi Jurnalis Independen.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus