Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Pakar: Alibaba Didorong Gandeng Perusahaan Lokal untuk E-Payment

Rhenald Kasali mendorong Alibaba merangkul Dana atau Gopay dalam mengembangkan sistem pembayaran elektronik Indonesia.

12 Mei 2019 | 03.30 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Logo Alibaba Group dihias cahaya warna-warni di kantor pusat perusahaan di Hangzhou, provinsi Zhejiang, Cina. Perusahaan yang didirikan oleh Jack Ma ini telah beroperasi di lebih dari 200 negara. Facebok Alibaba Group

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Hangzhou - Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia Rhenald Kasali mendorong Alibaba Group merangkul perusahaan dan lembaga keuangan lokal dalam mengembangkan sistem pembayaran elektronik di Indonesia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Saya kira ada baiknya kerja sama dengan lokal, apakah Dana atau Gopay atau dengan yang lain karena bagaimana pun lalu lintas pembayaran harus dikontrol oleh negara," katanya saat ditemui di kantor pusat Alibaba Group di Kota Hangzhou, China, Jumat, 10 Mei 2019.

Ia melihat Alibaba sudah cukup sukses mengembangkan sistem e-dagang yang kemudian diikuti dengan pengembangan sistem pembayaran berbasis elektronik.
Namun Alipay, platform pembayaran elektronik yang dikembangkan Alibaba, belum resiprokal.

"Orang Indonesia kalau datang ke sini hampir tidak bisa belanja karena tidak punya Alipay. Sebaliknya orang Cina hampir semua punya Alipay sehingga ada toko di sana (Bali) yang khusus melayani turis dari Cina dengan Alipay karena mereka tidak punya uang tunai," katanya mencontohkan.

BACA: Pendanaan Fintech Global di 2018 Naik 120 Persen

Meskipun demikian, Rhenald tetap mengingatkan sistem pembayaran tersebut harus sesuai dengan peraturan yang berlaku di Indonesia. "Regulasi 'payment gateway' adanya di BI. Alat bayar itu diizinkan atau tidak, BI dan OJK yang periksa," ujar pendiri Rumah Perubahan itu.

Menurut dia, platform pembayaran yang dikembangkan oleh Alibaba sangat mudah digunakan untuk transaksi oleh masyarakat."Kalau kita mau buka rekening di bank dibutuhkan banyak dokumen, beda dengan buat Alipay yang hanya butuh waktu sekejap," kata Komisaris Utama PT Angkasa Pura II itu.

Sebelumnya pemerintah daerah di Bali menutup beberapa toko oleh-oleh yang khusus melayani wisatawan asal Cina karena transaksinya menggunakan Wechatpay dan Alipay, platform pembayaran elektronik terbesar di Cina.

Penutupan toko tersebut berpengaruh terhadap jumlah kedatangan wisatawan Cina di Bali sehingga Kementerian Pariwisata RI turun tangan untuk menyelesaikan persoalan itu. Maskapai penerbangan nasional di Indonesia yang mengangkut wisatawan Cina juga terkena dampak dari kebijakan pemerintah daerah di Bali itu. 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus