Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ringkasan Berita
Penyedia video on demand mulai menggarap pasar layanan virtual event.
Persaingan datang dari perusahaan penyelenggara acara yang membangun sistem serupa.
SEDIKITNYA tujuh pertemuan belakangan ini dilahap Dennis Alexander Sihombing saban hari. Kesibukan Dennis, Content Operation Manager PT Vidio Dot Com, bertambah. Di tengah era bekerja di rumah, pria 42 tahun ini kerap harus ke kantor untuk memastikan siaran langsung (live streaming) berskala besar di Vidio, layanan video on demand berbasis situs web dan aplikasi yang dikembangkan perusahaannya, berjalan lancar. “Sebelum pandemi enggak sebanyak ini,” kata Dennis, Kamis, 20 Agustus lalu.
Pandemi Covid-19 menjadi momentum bagi Vidio, yang beroperasi sejak 2018 sebagai bagian dari kelompok usaha PT Surya Citra Media Tbk. Pembatasan sosial untuk mencegah penyebaran virus mengubah perilaku konsumen. Begitu pula model pemasaran banyak perusahaan, yang kini beralih ke layanan digital.
Sebelum pandemi, Vidio lebih banyak berisi konten film dan siaran langsung olahraga. Namun sekarang manajemen Vidio dibanjiri permintaan untuk menggelar event virtual. “Bisa dibilang permintaannya melonjak lebih dari 100 persen,” tutur Adhi Maulana Mauludi, General Manager Content Operation Vidio.
Isi acara live streaming itu beragam, dari promosi yang dikemas dalam acara bincang-bincang, seminar, hingga konferensi pers jarak jauh. "Ini lebih murah ketimbang acara off-air," ujar Adhi.
Digabungkan dengan produk harian yang rutin diproduksi, Vidio bisa menggarap 27 proyek event dalam sepekan. Kebanyakan permintaan penyelenggaraan acara datang dari perusahaan sektor makanan dan minuman (food and beverages) serta telekomunikasi. Adhi mengklaim satu siaran langsung bisa menarik sedikitnya 4.000-5.000 akun penonton. Jumlahnya bisa meningkat lebih dari tiga kali lipat pada acara hiburan. "Itu existing real-time, sementara kalau menggelar acara offline pasti jauh dari itu," katanya.
Jangkauan penonton yang luas, layanan konsep kreatif, model tayangan, juga beragam skema promo menjadi nilai jual Vidio kepada para klien. Ceruk bisnis penyelenggaraan acara secara virtual dianggap potensial meski banyak layanan media sosial yang menyediakannya gratis, seperti YouTube, Facebook, dan Instagram. Vidio kini menyiapkan layanan baru berupa konser virtual berbayar. "Infrastruktur sudah ada, tinggal memperbaiki beberapa sistem," tutur Adhi.
Potensi yang sama dilihat PT Pison TicketTech. KiosTix, nama beken perusahaan penyedia layanan manajemen ticket event itu, mengembangkan platform acara virtual KiosLive yang akan berfokus menggarap pasar acara hiburan. Sejumlah konten mereka sediakan, seperti pergelaran musik, webinar, sinema, dan virtual party. Baru beroperasi pada April lalu, KiosLive sudah menggelar sekitar 150 acara virtual baik gratis maupun berbayar. Tentu saja penjualan tiketnya digarap KiosTix.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo